Profesi dan pensiun adalah dua hal yang saling berkaitan. Hampir semua profesi memiliki waktu pensiunnya masing-masing. Entah pensiun karena usia atau pun karena kemampuan.
Islam sendiri tidak mengenal kata "pensiun" yang menurut KBBI bermakna “tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah selesai”. Sebab, pada dasarnya setiap Muslim memiliki suatu profesi yang tidak mengenal diksi kata "pensiun". Profesi tersebut adalah menjadi seorang "pendakwah" atau yang biasa dikenal dengan sebutan dai.
Menjadi seorang dai merupakan kewajiban untuk setiap manusia yang mengaku dirinya adalah seorang Muslim. Di dalam bukunya yang berjudul “Madza Ya’ni Intima’i Lil-Islam”, Syaikh Fathi Yakan menyampaikan, setiap manusia yang meyakini dirinya adalah seorang Muslim sejati, maka ia secara otomatis telah terafiliasi dalam pergerakan Islam, yaitu dakwah, dan memiliki kewajiban untuk berdakwah.
Dakwah yang bermakna mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, hingga mereka mengingkari thagut dan beriman kepada Allah ﷻ , serta keluar dari kegelapan jahiliyah kepada cahaya Islam menjadi kewajiban bagi setiap orang yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang Muslim. Hal ini dikuatkan dengan firman Allah ﷻ di dalam Al Qur'an Surah Fussilat ayat 33 yang menerangkan bahwa dakwah merupakan kewajiban bagi setiap manusia yang termasuk dalam kaum Muslimin.

Pada umumnya, orang-orang di usia 58-60 tahun sudah memasuki masa pensiun. Akan tetapi, Rasulullah ﷺ yang saat itu berusia hampir 60 tahun masih memimpin Fathu Makkah, Perang Hunain, dan Perang Thaif. Bahkan, beberapa hari sebelum wafat, beliau masih memimpin shalat berjamaah, membebaskan budak, bersedekah, dan memberikan nasihat untuk para sahabat. Hal tersebut membuktikan bahwa Rasulullah ﷺ juga tidak mengenal kata "pensiun" dalam hidupnya yang selalu dipenuhi dengan aktivitas dakwah.
Seorang pendakwah tidak mengenal batasan periodik dalam pekerjaannya. Bahkan, seseorang akan tetap menjadi pendakwah meski ia berusia 100 tahun sekali pun. Sebab, kewajiban menyebarkan tauhid dan kebaikan tidak akan pernah selesai hingga terciptanya Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur di seluruh bagian bumi Allah. Sebuah negeri makmur yang diberkahi oleh Allah ﷻ , di mana nilai-nilai Islam dapat terterapkan, yang mungkin terwujudnya akan bersamaan dengan hadirnya kemenangan Islam di akhir zaman nanti - yang tidak kita ketahui kapan terjadinya.
Jalan dakwah merupakan jalan yang panjang, di mana jalan panjang tersebut bukan hanya berbentuk lurus tetapi berkelok-kelok dengan banyak rintangan di dalamnya. Maka kita harus mengatur nafas panjang agar kita tidak terburu-buru dalam perjalanan dan tetap memiliki niat Lillah karena Allah taa’ala.
Mengutip dari Ustadz Ja’far Al-Jufrie, beliau menyampaikan bahwa “Jalan dakwah ini panjang dan ujungnya tidak terlihat. Sepi peminatnya, banyak halang rintangnya. Tugas kita bukan mencapai ujung, tetapi wafat di atas jalan tersebut. Tugas kita bukan menang, tugas kita berjuang. Tugas kita bukan berhasil, tugas kita berusaha”.
Sebab, hasil merupakan kekuasaan Allah ﷻ , dan tugas manusia adalah berikhtiar dan tawakkal.
Wallahu a'lam bishawwab.
Oleh : Aisyah Nur Aqilah

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!