Dalam siaran pers yang disampaikan pejuang Hamas dalam situs resminya pada Selasa (11/3/2025), penjajah Israel kembali melanjutkan kebiadaban di seluruh wilayah Palestina yang jelas melanggar hukum internasional serta keluar dari etika kemanusiaan. Kebiadaban itu meliputi pembunuhan, pengusiran paksa, penghancuran, penangkapan & penyiksaan secara brutal. Tak hanya itu, kejahatan terus dilancarkan oleh penjajah Israel dengan terus memblokade Jalur Gaza hingga bantuan kemanusiaan terhenti. Baru-baru ini, penjajah juga secara sengaja memutus aliran listrik selama sepuluh hari berturut-turut. Hal itu tentu dapat mengancam kehidupan dan keselamatan lebih dari dua juta warga Palestina di Jalur Gaza.
Selama 51 hari berturut-turut, penjajah Zionis melancarkan serangkaian agresi brutal terhadap kamp Palestina di kota Jenin, dengan menggunakan berbagai jenis senjata, termasuk tank dan drone. Selama agresi ini, penjajah Israel memporak-porandakan puluhan rumah dan infrastruktur, menggusur sedikitnya 20.000 penghuni kamp, menyerang secara membabi buta ratusan rumah-rumah warga sipil yang tak berdaya, mengintimidasi penghuninya, dan menangkap puluhan warga, termasuk tahanan yang dibebaskan. Lebih dari 30 meninggal dunia (Syahid). Sementara puluhan lainnya terluka dan cedera.
Setelah itu, selama 43 hari penjajah Zionis Israel menyerbu kota Tulkarem secara brutal, termasuk dua kamp yang berada di Nour Shams dan Tulkarem. Hingga menyebabkan banyak infrastruktur dan rumah-rumah luluh lantak. Menurut Hamas dalam siaran persnya, agresi brutal itu merupakan, “Operasi sistematis untuk mengusir dan menggusur lebih dari 22 ribu penduduk dari dua kamp tersebut, yang mengakibatkan lebih dari 20 orang syahid terbunuh, dan puluhan orang terluka dan ditangkap.”

Tidak berhenti disitu, pelanggaran dan kejahatan terus menerus kembali dilancarkan penjajah Israel bahkan pada bulan suci Ramadhan. Perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati pun seolah tak ada artinya. Penjajah dengan pongah justru meningkatkan serangan biadabnya setiap hari ke semua kota, desa, dan kamp di wilayah Tepi Barat. Serangan terakhir dilakukan di desa-desa di wilayah Nablus dan Qalqilya, serta kamp pengungsi Far'a di selatan Tubas. Tentara kejam penjajah Israel menyerbu rumah-rumah dan meneror warga sipil, menggunakan kendaraan militer, penembak jitu, serta pesawat nirawak.
Penjajah juga terus mencaplok tanah milik warga Palestina di seluruh Tepi Barat. Sebagaimana yang disampaikan Pejuang Hamas, “Selama bulan lalu, mereka berencana membangun total 2.684 unit pemukiman Zionis baru, termasuk 1.278 unit di pemukiman Tepi Barat dan 1.406 unit di dalam batas kota Al-Quds”
Selain itu, eskalasi tindakan terorisme yang dilakukan ekstremis Zionis terhadap rakyat, tanah, dan rumah ibadah rakyat Palestina di Tepi Barat dan kota Al-Quds terus berlanjut. Penjajah membombardir rumah dan toko warga di Tepi Barat dan Al-Quds. Selama bulan Februari, 79 operasi pembongkaran telah dilakukan, yang mempengaruhi 156 fasilitas, termasuk lebih dari 110 rumah, 34 fasilitas pertanian.
Hamas juga menambahkan bahwa Agresi dan invasi yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah melanggar hukum humaniter internasional dan semua norma serta konvensi internasional, sekaligus mengabaikan posisi masyarakat internasional.

Merespon eskalasi dan agresi penjajah Zionis Israel yang sadis dan biadab di Tepi Barat dan kota suci Al-Quds, Hamas menegaskan bahwa mereka akan tetap tegak dan kokoh memperjuangkan dan mempertahankan warga, tanah dan tempat ibadah di Palestina.
Terakhir, Hamas menyeru kepada masyarakat internasional, beserta lembaga dan organisasi internasional, baik organisasi hak asasi manusia, dan juga kemanusiaan, “Untuk mengambil tindakan serius dan efektif guna menekan penjajah agar menghentikan kejahatan dan pelanggaran karena dapat mengancam keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia”.
Sumber : Situs resmi gerakan Hamas

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!