Aksi yang digelar sebagai bentuk protes atas ulah Amerika Serikat membantu zionis Israel memerangi rakyat Palestina itu dihadiri para tokoh dan anggota masyarakat. Aksi itu juga sebagai bentuk dukungan kepada Palestina dan perlawanan terhadap Israel atas pembantaian yang dilakukan kepada penduduk di Gaza. Senyatanya, hingga hari ini tercatat sekitar 7000 lebih korban jiwa jatuh di Gaza. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
Di antara tokoh yang menyampaikan orasi adalah Sekjen MUI Pusat, Buya Amirsyah Tambunan. Buya Amirsyah dalam orasinya di kesempatan itu menyampaikan, Palestina adalah sama seperti tubuh kita.
“Di tubuh kita ini mengalir darah saudara-saudara kita di Palestina. Karena itu kita tidak rela melihat saudara-saudara kita dizalimi, dibantai, dan ditindas oleh Israel,” serunya.
Baca Juga : Seruan Aksi Bela Al-Aqsa
Ketua Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM), KH Bachtiar Natsir, mengungkapkan, data peserta aksi hari ini menunjukkan jumlah sekitar 1 juta orang lebih. UBN – sapaan akrab KH Bachtiar Natsir –menyerukan kepada para pemuda dan peserta aksi untuk terus menyuarakan pembelaan terhadap Palestina lewat media.
"Betapa banyak orang yang mati hari ini. Jangan sampai kita juga menjadi pembunuh, ketika melihat anak-anak Gaza sedang kelaparan, karena tidak membantu mereka di saat orang tua mereka telah mati! Wahai anak muda, jangan sampai kita berhenti berjuang! Walau mereka terus membungkam dan membatasi suara kita di media. Jadikan terus media kita sebagai senjata bagi kita semua," terang UBN.
Hal senada disampaikan Zaitun Rasmin, penanggung jawab aksi. Ustadz Zaitun mengatakan, kebiadaban serta penistaan zionis Israel dan sekutu-sekutunya di Palestina sesungguhnya bisa dilawan. Caranya dengan melancarkan perang opini dan memberikan dukungan kita.
Aksi Bela Palestina ini sengaja dilakukan di depan Kedubes AS, untuk menunjukkan kepada Amerika, bahwa rakyat Indonesia terus mendukung kemerdekaan Palestina. Dan mendukung para pejuang Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan. Hal itu sejalan dengan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!