Seminar tersebut digelar di Kantor AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan. AQL (Ar-Rahman Qur’anic Learning Center) sendiri adalah sebuah lembaga yang berdiri pada 1 Muharam 1429 H (29 Desember 2008). Lembaga tersebut dipimpin oleh Ustadz Bachtiar Nasir, Lc, MM. Husein Gaza hadir dalam seminar itu secara luring di AQL Islamic Center Tebet.
Kegiatan itu diawali dengan pelaksanaan program MTN (Malam Tazkiyatun Nafs) yang malam itu bertema “Al Iman Qablal Qur’an” yang memiliki arti beriman sebelum ber-Qur’an. Ustadz Bachtiar Nasir membuka kegiatan AQL tersebut dengan hadits bahwa orang yang membantu dalam menyiapkan bekal untuk berperang di jalan Allah maka ia dianggap benar-benar telah ikut berperang.
“Siapa yang mempersiapkan bekal untuk orang yang berperang di jalan Allah, maka ia dianggap benar-benar telah (ikut) berperang” – muttafaq alaih.
Terkait tema “Al Iman Qablal Qur’an” tersebut, UBN (Ustadz Bachtiar Nasir) mengatakan, kebanyakan orang langsung membaca Al Qur’an sebelum beriman. Sehingga, kemukjizatan Al Qur’an menjadi seakan-akan tidak ada.
“Nah, kebanyakan kita ini kesalahannya dalam berinteraksi dengan Qur’an (adalah) langsung membaca Qur’an sebelum beriman. Nggak salah. Karena sambil baca, nanti sambil memupuk keimanannya. (Tetapi) Kalau keimanan kita kepada Qur’an itu kurang kuat, maka kemukjizatan Al-Qur’an itu nggak berasa,” ujar Bachtiar Nasir.
Selanjutnya ia mengatakan, superhero (pahlawan super) yang sesungguhnya itu bukanlah figur-figur yang ada di film-film. Tetapi superhero yang sejati itu ada di negeri Palestina.
“Anda kalau mau melihat tokoh-tokoh hebat, itu bukan tokoh-tokoh Marvel. Iron Man atau Wonder Woman, dan lain-lain itu. Tokoh-tokoh hebat itu ada di Palestina hari ini. Biding (maksudnya: Joe Biden, red) ini – kalau di Makassar dipanggilnya Biding, ya – datang ke negeri-negeri Arab dan mengatakan, ‘Wahai, pemimpin Arab! Kalau kepentinganmu ingin aman, maka satu yang harus kamu lakukan, DIAM!’ Beranikah ia ngomong gitu di Gaza?” lanjut Bachtiar.
Baca Juga : Pejuang Palestina Berhasil Hancurkan Tank dan Drone Penjajah Israel
UBN menjelaskan, rakyat di Gaza dan juga para tentaranya itu punya mental yang kuat dan tidak kenal rasa takut. Sebab, mereka semua sudah terbentuk dengan Al-Qur’an.
“Israel keluar semua senjatanya, didukung negara-negara barat. Let’s say pasukannya satu juta, pasukan di Gaza itu maksimal 50.000 orang. Disuruh datang semuanya ke sana. Bayangkan, negara-negara itu baru diancam segitu, udah ketakukan. Kok ada manusia seperti itu? Qur’an yang ada di dalam diri mereka (tentara Gaza, red). Begitu pun dengan rakyatnya yang sudah terbentuk dengan Al Qur’an,” tegas Bachtiar.
Sebelum rangkaian kegiatan MTN ditutup, KH Deden Makhyaruddin mengatakan, jika ingin melakukan boikot produk yang terafiliasi dengan zionis Israel, perlu dibarengi dengan tazkiyatunnafs. “Sebagai contoh dari Surat Abasa ayat 3 dan 4 adalah boikot produk. Dalam memboikot produk perlu tazkiyatunnafs, nggak? Perlu. Mengapa? Karena, sebagai contoh ada orang kerja di restoran afiliasi Israel, nih, kalau tidak ada tazkiyatunnafs, orang ini akan keluar dari restoran tersebut atau tidak? Satu lagi, misalnya Anda punya saham dan branch merek kopi pendukung Israel di banyak tempat, apakah Anda berani melepaskan itu semua?” ujar Deden.
Ketika menutup kegiatan di malam itu, Bachtiar Nasir mengatakan, akan lahir orang yang akan seperti pasukan perang di Gaza, jika sudah memiliki kebersihan hati dan keimanan yang kuat kepada Allah. “Orang kalau sudah bersih hatinya, imannya kuat kepada Allah, dan percaya dengan janji Allah di dalam Al Qur’an, ampunan dan rahmat-Nya lebih bagus dari rampasan perang yang mereka kumpulkan. Kalau sudah khatam cara berpikir seperti itu, insyaa Allah akan lahir pasukan-pasukan seperti di Gaza itu. Yang mereka memiliki strategi jarak nol meter, yang mana strategi itu adalah jurus cari mati,” tutup Bachtiar Nasir.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!