Serangan Teroris di Pesisir Suriah: Upaya Kudeta dan Respons Pemerintah

Serangan Teroris di Pesisir Suriah: Upaya Kudeta dan Respons Pemerintah
Serangan Teroris di Pesisir Suriah: Upaya Kudeta dan Respons Pemerintah / Foto Al Jazeera

Pesisir Suriah dilanda gejolak besar pasca kelompok yang menamakan diri "Perisai Pesisir," bersama sisa-sisa pasukan rezim Bashar Al Assad, melancarkan operasi teror yang menargetkan kepolisian, pasukan keamanan dalam negeri, dan warga sipil, terutama mereka yang mengendarai kendaraan berpelat nomor Idlib. Dalam waktu singkat, kelompok ini menguasai sejumlah kawasan strategis, termasuk markas Akademi Angkatan Laut, Bandara Istano, dan pangkalan militer di puncak Gunung Nabi Yunus.

Pada Kamis malam, 6 Maret lalu, operasi berskala besar dilakukan di berbagai wilayah pesisir seperti Jableh, Latakia, Tartus, dan Baniyas. Dalam serangan awal, sekitar 75 anggota kepolisian, pasukan keamanan dalam negeri, dan warga sipil dilaporkan terbunuh, sementara sekitar 200 personel lainnya disandera. Selain itu, kelompok ini juga menyebar di sepanjang jalan raya M4 untuk memutus akses ke wilayah pesisir.

Respons Cepat Pemerintah Suriah

Menanggapi serangan tersebut, pemerintah Suriah segera meluncurkan operasi balasan yang didukung oleh Kementerian Pertahanan dan unit-unit keamanan dalam negeri. Pasukan pemerintah memasuki kota Latakia dan Tartus dalam beberapa jam pasca serangan dimulai, kemudian bergerak menuju Baniyas dan Jableh. Setelah mengamankan kota-kota tersebut, mereka melanjutkan operasi ke Al-Qardaha, hingga akhirnya berhasil menguasai kembali wilayah pesisir sepenuhnya.

Kolonel Hassan Abdul Ghani, juru bicara Kementerian Pertahanan, menegaskan bahwa pasukan pemerintah berhasil merebut kembali wilayah-wilayah strategis yang sebelumnya jatuh ke tangan kelompok bersenjata.

"Dengan operasi pengepungan yang intens, kami berhasil mempersempit ruang gerak sisa-sisa rezim, pasukan kami terus bergerak maju sesuai dengan rencana operasi yang telah ditetapkan untuk menangani sisa-sisa kelompok kriminal yang masih bertahan" ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Otoriter! Trump Bungkam Mahasiswa Pro Hamas
Donald Trump, melalui platform pribadinya -Truth Social- mengumumkan penangkapan seorang mahasiswa. Penangkapan ini terjadi di dalam area Universitas Columbia, saat mahasiswa tersebut sedang berdemonstrasi menentang genosida Gaza

Menurut banyak laporan dan berbagai sumber, kelompok bersenjata ini mendapat dukungan dari pasukan Iran dan Lebanon serta Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Sementara itu, Miqdad Fetiha, salah satu pemimpin kelompok bersenjata, dalam rekaman suara, mengungkapkan bahwa mereka mendapatkan dukungan dari Rusia. Namun, Moskow menyatakan tidak akan ikut campur dan hanya akan mengamati situasi dari kejauhan.

Upaya Pemulihan Stabilitas

Seiring berjalannya operasi militer, pemerintah Suriah berhasil menangkap sejumlah kelompok bersenjata yang terlibat dalam serangan. Mereka yang terbukti melakukan kejahatan terhadap warga sipil telah diserahkan ke pengadilan. Selain itu, barang-barang yang sempat dijarah selama serangan telah disita dan dikembalikan kepada pemiliknya.

Presiden Ahmad Al-Sharaa menegaskan bahwa "tidak ada senjata di luar kendali negara," sebagai bentuk penolakan terhadap upaya pemecahan wilayah Suriah. Ia menambahkan bahwa Suriah akan tetap satu dan utuh, serta tidak akan membiarkan adanya wilayah yang lepas dari kendali pemerintah. Al-Sharaa juga menambahkan, "Beberapa sisa-sisa rezim yang telah tumbang mencoba menguji Suriah yang baru—yang tidak mereka kenali. Hari ini, mereka kembali mengetahuinya dengan jelas: Suriah tetap satu dan utuh, dari timur ke barat, dari utara ke selatan. Kami akan terus memastikan bahwa hanya negara yang memiliki kendali atas senjata, dan tidak akan ada lagi senjata liar di Suriah." pungkasnya.

Dukungan terhadap pemerintah Suriah juga datang dari negara-negara Arab seperti Qatar, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Irak, dan Turki. Mereka mengutuk tindakan kelompok bersenjata dan menegaskan pentingnya menjaga stabilitas serta keutuhan Suriah.

 

(Sumber : Al Jazeera)

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.