Sulit ya hidup menjadi manusia...
Secara wujud, kita memang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk.
Tetapi, sebagai makhluk, kita tak sempurna dengan segala kekurangan yang kita peluk.
Sebagai manusia, kita rentan membuat orang lain kecewa,
dengan atau tanpa kita sadari.
Tak bisa dimungkiri dan tak bisa dihindari.
Bahkan terkadang, saat telah berusaha untuk melakukan dan memberikan yang terbaik pun,
kita masih saja tak bisa terlepas dari prasangka dan kesalahpahaman,
juga kekecewaan yang orang lain rasakan.
Lantas, bagaimana jika ternyata kita menjadi penyebab luka terhebat bagi seseorang?
Sungguh, rasanya jauh lebih sesak daripada saat hati disakiti oleh orang lain.
Aku pernah mendengar seseorang berkata:
“Untuk hidup terus berjalan, mungkin memang harus ada yang tersakiti dan yang menyakiti
Dan setiap orang bergantian mengambil peranan tersebut.”
Benarkah?
Tak bisakah kita hidup di dunia ini dengan saling menyayangi saja?
Saling menyayangi sekadarnya,
tanpa menaruh harap berlebih agar tak perlu kecewa
Tak saling menyakiti, agar tak perlu ada yang pergi
Saling memahami, agar tak timbul prasangka yang mengotori hati
Tetapi, lagi-lagi, kita hanya manusia yang tak sempurna
Hal-hal seperti itu memang terkadang tak bisa dihindari
Seolah memang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia
Sisanya, bergantung pada bagaimana cara kita menyikapi
Dan barangkali memang seperti itu cara semesta bekerja
Jika kau tak menyakiti, maka kau akan disakiti
Terlalu jahat kau akan mati, terlalu baik kau akan dimanfaati
Begitukah?
Ah, perjalanan menjadi manusia yang menyambut dewasa,
ternyata serumit ini ya ...

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!