Shalat

Shalat

Shalat adalah tiang agama. Tanpa shalat, tak tegak agama seseorang. Tanpa shalat, tak lengkap pula keimanan seseorang. Karena itu, Rasulullah memberi peringatan keras kepada siapa saja yang meninggalkan shalat.

“Barangsiapa yang dengan sengaja meninggalkan shalat, maka dia dengan sengaja pula memperlihatkan kekafiran.” – HR. Thabrani

Di antara kita mungkin banyak sekali yang demikian, banyak pula alasan yang diberikan. Saat datang waktu zhuhur, kita sedang berkutat dengan timbunan pekerjaan. Ketika terdengar panggilan shalat ashar, rasa penat menyelimuti sekujur badan. Begitu juga ketika adzan maghrib terdengar, kita sedang terjebak dalam kemacetan menuju rumah sepulang kerja. Kemudian ketika saat shalat isya datang, kita sudah kelewat lelah untuk mengambil wudhu dan mengangkat takbir. Apalagi saat subuh merekah. Di waktu subuh mata kita masih terkatup rapat dengan bantal menutup telinga.

Kehidupan seperti itu terus saja berulang. Setiap saat. Setiap kali. Dan kita tak berdaya untuk keluar dari rutinitas yang merugikan itu sampai ke satu titik, saat tak ada lagi jalan untuk kembali. Mungkin kisah di bawah ini mampu membuat kita bangun dari pingsan yang sengaja kita ciptakan.

Baca juga: Balasan Bagi Syuhada

Semasa hidupnya, suatu ketika Rasulullah bersama sahabat-sahabatnya mengunjungi seorang yang meninggal dunia. Beliau datang hendak menyalati jenazah tersebut. Tetapi ketika beliau berada di depan jenazah, terlihat ada sesuatu yang bergerak di balik kain kafan.

Segera Abu Bakar bangkit dan memeriksa, apa gerangan yang berada di balik kain kafan tersebut. Ternyata yang bergerak itu adalah seekor ular. Melihat hal itu, secepat kilat Abu Bakar hendak melayangkan pukulan dengan senjatanya. Tetapi tiba-tiba ular tersebut bisa berbicara, dengan izin Allah.

“Wahai Abu Bakar, mengapa kau hendak memukulku? Aku tidak bersalah, hanya melakukan tugas saja. Allah memberiku tugas untuk menyiksa orang ini sampai hari kiamat tiba nanti.”

“Apa kesalahan orang ini?” tanya Abu Bakar keheranan.

“la punya tiga kesalahan. Pertama, ia meninggalkan shalat. Kedua, ia tidak pernah berzakat. Dan ketiga, ia seringkali tidak mendengarkan nasihat orang alim di sekitarnya.”

Satu pertanyaan kini tersisa untuk kita: Sesering apa shalat kita tinggalkan?

Artikel ini disadur dari Majalah Sabili No.2 TH. VIII JULI 2000/10 ROBIUL AKHIR 1421


Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.