Trump Sesumbar Akan Ambil Alih Jalur Gaza

Trump Sesumbar Akan Ambil Alih Jalur Gaza
Trump Sesumbar Akan Ambil Alih Jalur Gaza / Al Jazeera

Dalam pernyataan terbarunya pada Selasa, 4 Februari 2024 waktu setempat, presiden Amerika Serikat Donald Trump umumkan rencana untuk mengambil alih dan “memiliki" Jalur Gaza, sebagai bagian dari proyek pembangunan berskala besar. Trump mengklaim bahwa rencananya akan mengubah Gaza menjadi kawasan pesisir indah di Timur Tengah dan menyediakan lapangan pekerjaan serta perumahan bagi penduduk di wilayah tersebut.

Berbicara di Gedung Putih setelah pertemuan dengan PM penjajah Israel Benjamin Netanyahu, Trump menyatakan bahwa AS akan bertanggung jawab atas pembersihan puing-puing di Gaza serta menghilangkan ancaman dari bom yang belum meledak serta senjata lainnya. Ia bahkan menyinggung kemungkinan pengiriman pasukan AS ke Gaza untuk menjaga keamanan jika diperlukan.

“Kami akan mengambil alih Jalur Gaza dan mengelolanya dengan baik. Kami akan memilikinya," oceh Trump. Ia menambahkan bahwa pemerintahannya akan memimpin pembangunan kembali Gaza dengan tujuan menjadikannya kawasan yang makmur dan layak huni bagi penduduk setempat serta komunitas internasional.

Trump juga mengindikasikan bahwa AS akan mengambil "kepemilikan jangka panjang" atas Gaza. “Semua orang yang saya ajak bicara menyukai ide ini. Amerika Serikat bisa mengembangkan wilayah itu, menciptakan ribuan lapangan kerja, dan membangun sesuatu yang luar biasa," katanya.

Baca Juga :

Palestina Tolak Gagasan Trump “Membersihkan” Gaza
Presiden AS, Donald Trump, mengusulkan rencana pemindahan warga Gaza dengan dalih “membersihkan” wilayah tersebut. Usul ini segera menuai kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk pemimpin Palestina Mahmoud Abbas, Hamas, dan Jihad Islam. Langkah ini pun dikecam oleh Liga Arab.

Namun, Trump tidak memberikan rincian jelas tentang bagaimana rencana ini akan dijalankan, termasuk bagaimana nasib warga Palestina yang saat ini tinggal di Gaza. Trump berharap bahwa sebagian besar dari penduduk Gaza akan bermigrasi ke negara lain, meskipun ia juga mengklaim bahwa warga Palestina masih bisa tinggal disana bersama penduduk lain dari seluruh dunia.

Hamas Tegas Tolak Rencana Gila Trump

Rencana Trump mendapat kecaman keras dari gerakan kemerdekaan Hamas. “Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terjadi. Yang dibutuhkan adalah menghentikan penjajahan dan agresi, bukan pengusiran rakyat Palestina dari tanah air mereka," tegas Hamas dalam pernyataannya.

Kecaman juga datang dari berbagai pihak lainnya. Omar Baddar, analis politik dan aktivis HAM, menilai bahwa pernyataan Trump merupakan bukti kebijakan resmi AS yang mendukung "Penghancuran sistematis rakyat Palestina dan relokasi paksa ke negara-negara lain".

Senator AS dari Partai Demokrat, Chris Murphy, menyebut rencana Trump sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu domestik di AS. "Saya punya berita untuk kalian, kita tidak akan mengambil alih Gaza. Ini hanyalah cara Trump untuk mengalihkan perhatian dari masalah nyata di dalam negeri," ujar Murphy.

Rashida Tlaib, satu-satunya anggota Kongres AS keturunan Palestina, juga mengecam keras pernyataan Trump, dengan menyebutnya sebagai adalah "seruan terbuka untuk pembersihan etnis". uajarnya.

Di tingkat internasional, Arab Saudi secara resmi menolak rencana Trump dan menegaskan bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka.

(Sumber : Al Jazeera)

 

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.