Di tengah gelombang protes kemarahan keluarga sandera, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, kembali memantik kontroversi. Kali ini, bukan karena kebijakan atau pidatonya, melainkan lantaran kehadiran dia dalam pesta henna anaknya, Avner Netanyahu, yang digelar di kota Mazor, Israel tengah.
Video yang tersebar luas di media sosial memerlihatkan Netanyahu dan istrinya, Sara, menikmati momen bahagia menjelang pernikahan putranya. Ironisnya, kehadiran mereka dalam pesta tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah Netanyahu membatalkan partisipasinya dalam acara resmi perayaan penutupan Paskah Yahudi, dengan alasan duka atas tewasnya seorang tentara penjajah Israel dan lima lainnya yang terluka dalam serangan di Beit Hanoun, Gaza Utara.

Namun, yang lebih menyakitkan bagi banyak rakyat Israel adalah bahwa di saat Netanyahu berpesta, keluarga para sandera yang masih ditahan di Gaza berkumpul di depan rumah tempat pesta henna digelar. Dengan penuh emosi, keluarga para sandera itu meneriakkan tuntutan untuk mengakhiri perang dan segera melakukan pertukaran tawanan. Beberapa demonstran bahkan menyuarakan kemarahan mereka dari desa-desa sekitar dengan menyerukan, "Negara sedang runtuh, sementara dia berpesta!"
Di media sosial, respon publik pun memunculkan gambaran kontras antara elite kekuasaan dengan rakyat biasa. Seorang pengguna media sosial bernama Shaulirena menulis pesan bernada sindiran untuk istri Netanyahu,"Sara yang terhormat, anakmu terlihat sangat bahagia di foto-foto itu. Tetapi aku tidak akan pernah bisa menikahkan anakku. Karena suamimu, anakku diculik dan dikirim ke Gaza" .
Sementara itu, akun eitan_89 memertanyakan hilangnya kepekaan pemimpin. "Keluarga ini benar-benar terputus dari kenyataan. Saat keluarga lain menangis karena kehilangan, mereka berpesta. Sampai kapan kita akan diam?" tulisnya.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!