Blokade Penjajah Israel dari Sudut Pandang Kitab Ihya Ulumuddin

Blokade Penjajah Israel dari Sudut Pandang Kitab Ihya Ulumuddin
Tentara IDF mengambil posisi di tengah operasi darat Zionis Israel melawan Hamas / IDF (Reuters)

Bagaimana rakyat Palestina bisa melepaskan diri dari blokade Yahudi Israel? Rakyat Palestina dijepit oleh pemukiman Yahudi Israel. Rakyat Palestina dimiskinkan dan dibuat kelaparan. Di tengah situasi itu, tiba-tiba ribuan roket diluncurkan dari jalur Gaza dan mengepung Yahudi Israel. Banyak analis militer yang mengatakan bahwa Yahudi Israel telah menelan kekalahan. Di dalam posisi terjepit, mengapa Palestina bisa memberikan perlawanan sengit dengan teknik tempur dan peralatan canggih?

Musuh yang hebat adalah guru terbaik. Pepatah ini sering didengar. Dengan beragam kejadian yang ada, terlihat beragam kemajuan dari rakyat Palestina. Kelak, Yahudi Israel akan dikalahkan oleh strateginya sendiri, dan akan “terbunuh” oleh intelegensi (kecerdasan) dan logika akalnya sendiri. Mengapa bisa terjadi?

Blokade totalitas telah menyingkirkan hijab antara rakyat Palestina dengan Allah. Hal ini yang membawanya pada lompatan intelegensi dan kekuatan rakyat Palestina. Logikanya blokade oleh Yahudi Israel untuk melemahkan dan menghancurkan. Tetapi dari sudut tazkiyatun nafs, hal itu justru memunculkan lahirnya para walilullah dan karamahnya. Ini energi maha dahsyat bagi rakyat Palestina dari penempaan Blokade Yahudi Israel.

Blokade yang super ketat menciptakan kelaparan dan kesiapan kematian. Di dalam Kitab “Ihya Ulumuddin” al-Ghazali, hal itu justru akan menciptakan kekuatan jiwa yang luar biasa. Dikepung oleh kematian justru akan menciptakan keragaman kecerdasan yang tak pernah diperkirakan.

Baca Juga : Tanda-tanda Militer Zionis Israel dalam Tekanan Psikologis

Di dalam Ihya Ulumuddin, al-Ghazali mengaitkan kelaparan dengan kuantum intelektual dan keilmuan. Al Hasan meriwayatkan dari Rasulullah saw, “Pakailah kain bulu, singsingkanlah lengan baju, makanlah setengah perut, niscaya engkau memasuki kerajaan langit.”

Nabi Isa berkata, “Wahai golongan Hawari, laparkanlah perut  kalian, bersihkan tubuh kalian.  Mudah-mudahan kalbu kalian dapat melihat Allah.”

Lukman berkata, “Hai anakku, apabila perut penuh, niscaya pikiran tidur, dan hikmah bisu.”

Sahal al Tastari berkata, “Hikmah dan ilmu diletakkan dalam lapar.”

Sahal al Tastari juga berkata, “Wali Abdal itu tidak menjadi wali abdal kecuali dengan mengosongkan perut, tidak tidur malam, diam, dan menyendiri.”

Abdul Wahid ibnu Zaid bersumpah, “Demi Allah, bahwa Allah tidak memilih seseorang kecuali dengan lapar. Mereka tidak berjalan di atas air kecuali dengan lapar. Bumi tidak dilipat bagi mereka kecuali dengan lapar. Allah tidak memberikan kekuasaan kepada mereka kecuali dengan lapar.”

Abu Thalib al Makki berkata, “Jika perut kosong, niscaya ia lebih segar untuk membaca.”

Bagi mukminin, beragam proyek penghancuran tidak akan pernah menghancurkannya. Saat semua pintu dunia tertutup, masih terbuka pintu-pintu langit. Tempaan yang sangat berat itu hanya untuk menguji siapakah yang dijadikan tuhan di kehidupan ini..

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.