Banyaknya dosa dan maksiat merupakan salah satu sebab utama kesesatan. Terutama jika tidak diikuti dengan taubat dan mohon ampun. Banyak bangsa yang hancur hanya karena kemaksiatan, kesombongan, dan penolakan mereka untuk bertaubat.
Hal itu adalah hukum Allah terhadap ciptaan-Nya. Sebab, dosa menyebabkan hati berkarat dan tertutup oleh lapisan yang menghalangi iman masuk ke dalam hati. Allah Swt berfirman, “Dan tidak ada yang mendustakannya kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa. Yang apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, dia berkata, 'Itu hanya dongeng orang-orang yang dahulu'. Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka usahakan itu telah menutupi hati mereka” (QS Al-Mutaffifin: 12-14).
Artinya, persoalannya bukanlah seperti yang mereka klaim dan tidak pula seperti yang mereka katakan: Bahwa Al Qur’an ini adalah kisah-kisah orang-orang terdahulu. Akan tetapi, Al Qur'an adalah firman Allah, wahyu-Nya, yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya. Semoga Allah memberkahinya dan memberinya kedamaian. Yang menghalangi hati mereka untuk beriman kepadanya adalah karat yang telah menutupi hati mereka akibat banyaknya dosa dan maksiat (Tafsir Ibnu Katsir, 4/485).

Maka, jika dosa-dosa terus menumpuk di dalam hati, mereka akan menutup hati itu. Jika mereka menutupnya, maka Allah akan menutupnya dari mereka, sehingga iman tidak akan dapat menjangkau mereka dan mereka tidak akan dapat lolos dari kekufuran. Inilah sifat dan penutup yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup dengan tabir” (QS Al-Baqarah: 7).
Allah Swt mengancam orang-orang yang melakukan dosa dan maksiat dengan mengunci hati mereka sehingga iman tidak bisa memasukinya. Allah Swt berfirman, “Bukankah telah ditunjukkan kepada orang-orang yang mewarisi bumi setelah penduduknya, bahwa jika Kami menghendaki, tentu Kami akan menimpakan azab kepada mereka karena dosa-dosa mereka dan mengunci hati mereka, sehingga mereka tidak dapat mendengar?” (QS Al-A’raf: 100). (Hukum-hukum Ilahi dalam Kehidupan Sosial, Sharif Saleh, 1/119).
Dosa dan kemaksiatan merupakan penyebab penyakit hati, karena kesehatannya dapat diperoleh dengan mengenal Allah, menaati-Nya, berpaling kepada-Nya, menaati perintah-perintah-Nya, lebih mengutamakan-Nya daripada yang lain, mencintai-Nya, bertawakal kepada-Nya, dan beribadah hanya kepada-Nya. Jika dosa-dosa tersebut terus berlanjut dan bertambah banyak, maka penyakit hati akan semakin parah, kemudian dosa-dosa tersebut akan tetap berada di dalam hati hingga hati tersebut mati total. Barangsiapa yang hatinya telah mati, maka ia tidak akan memeroleh manfaat berupa petunjuk dan keimanan, tidak akan mendengar, memahami, dan tidak akan melihat. Al Qur’an yang mulia itu hanya akan memberikan manfaat bagi orang-orang yang masih hidup. Ada pun orang-orang yang telah mati, maka ia tidak akan memeroleh manfaat darinya. Allah Swt berfirman, “Al Qur’an itu hanyalah peringatan dan penjelasan, agar ia memberi peringatan kepada orang-orang yang masih hidup dan agar perkataan itu menjadi nyata terhadap orang-orang yang kafir” (Yasin: 69-70). Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mau mendengarlah yang dapat menjawabnya. Dan orang-orang yang telah mati, Allah akan membangkitkan mereka, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan” (QS Al-An’am: 36). (Iman kepada Takdir, Al-Salabi, hal. 133)
Dari tulisan Dr. Ali Muhammad Al Salabi (Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!