Semua video yang menggambarkan keimanan, keteguhan, ketabahan, dan keindahan akhlak rakyat dan pejuang Gaza telah mengguncang dunia. Mata-mata seakan terbelalak tak percaya dengan apa yang mereka saksikan. Tak percaya dengan wujud orang-orang yang sabar dan tabah menghadapi beratnya kehidupan sebagai korban perang. Tak percaya dengan wujud orang-orang yang masih bisa tersenyum di tengah puing-puing reruntuhan rumah mereka. Tak percaya dengan tiada hilangnya keceriaan anak-anak yang tetap bisa bermain meski rumah dan gedung sekolahnya hancur.
Tak percaya dengan wujud orang-orang yang ridho menerima takdir kehilangan orang-orang yang dicintai lalu melepasnya juga dengan penuh keikhlasan. Bahkan siapa hari-hari ini yang nuraninya tak tersentuh dengan senyum seorang Khaled, ayah yang menimang-nimang anak perempuannya, Reem, yang sudah tak bernyawa, korban ledakan bom pasukan Zionis Israel lalu melepas jenazahnya juga tetap dengan senyuman penuh ridho dan untaian doa-doa? Sang ayah menyebut Reem sebagai "soul of my soul".
Tapi satu hal yang paling membuat dunia tersadar adalah akhlak para pejuang Gaza yang sekarang menyihir mata dan lubuk rasa. Secara fitrah dan pengalaman hampir semua orang mengetahui dan mengerti bahwa pasukan perang yang menjajah negeri orang pasti tak lepas dari perilaku kesewenang-wenangan dan kebiadaban. Itu pula yang disyaratkan oleh Alquran saat Ratu Saba' menyampaikan alasan kepada para pengawalnya,
"Dia (Balqis) berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat." QS. An-Naml:34
Sang Ratu menyangka bahwa Raja Sulaiman akan sama halnya dengan para penguasa yang lain.
Baca juga: Mental Pemukim Yahudi di Wilayah Penjajahan Israel
Maka hingga kapan pun akan tertanam dalam hati bahwa pasukan perang pasti melekat padanya perilaku kasar, keras, dan keberingasan terhadap lawan, tawanan ataupun bukan. Tapi semuanya sekarang runtuh karena drama pelepasan tawanan ala pejuang Gaza. Tak ada persaksian tentang kekerasan, intimidasi, pelecehan, apalagi kebiadaban. Tak ada tawanan yang bermuram durja, dan tak ada pula yang hilang keceriaan. Bahkan andai pun ada pihak-pihak yang mencoba untuk memutarbalikkan fakta, maka tetap terbantahkan dengan rekaman-rekaman video yang langsung berbicara. Lihat saja bagaimana viralnya lambaian tangan seorang gadis bernama Maya saat dilepas dalam rangka tukar tawanan.
Ucapan terima kasihnya mendunia. Menghentak nurani yang selama ini membatu akibat propaganda biadab penjajah terhadap para pejuang Gaza sebagai teroris dunia. "Bye, Sukron" menjadi trending dunia, dan menjadi peluru maha tajam yang mengoyak persepsi biadab dunia terhadap para pejuang Gaza. Tatapan mata Maya telah mampu hadirkan simpati dunia kepada para pejuang, bahwa mereka ternyata sosok-sosok dari lelaki yang terhormat, berkasih sayang, dan penuh dengan jiwa ksatria. Maya mungkin salah satu saja dari sekian tawanan lain yang punya banyak cerita tentang keindahan akhlak para pejuang.
Mata, telinga, dan nurani dunia kini telah kembali mampu mengindera, setelah bertahun-tahun buta, tuli, dan mati rasa. Mata-mata dunia kini mampu menatap cahaya, telinga-telinganya mampu menangkap pesan, dan hati-hatinya pun siap menerima fakta baru akan siapa yang sebenarnya melakonkan diri sebagai penjahat perang dan teroris dunia, dan siapa yang sebenarnya pahlawan kemanusiaan sejati. Kini tabir gelap yang menyelimuti dunia mulai tersingkap. Dan drama-drama dari video epik itu akan menjadi senjata yang jauh lebih dahsyat dan mematikan lawan dari pada senjata dan alat-alat perang. Sebab kini mata dan telinga dunia sudah tertembak, lalu tertawan dengan pesona keimanan dan keluhuran akhlak para pejuang Gaza.
Ini semua adalah buah dari kesabaran dalam perjuangan. Allah punya kuasa apapun untuk mengalahkan musuh-musuh-Nya. Dan peluru-peluru itu tak hanya berupa peluru logam, tapi peluru akhlak yang jangkauannya mampu menembus lubuk hati dan jauh menjangkau hingga ke sudut-sudut dunia. Dan kini Israel didera dua kepusingan, pusing menghadapi serangan RPG dari titik nol meter, dan pusing menghadapi masifnya serangan balik drama video yang menghancurkan persepsi dunia tentang pejuang Gaza.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!