Perjuangan rakyat Palestina kian terlihat. Fattah berjuang melalui meja perundingan, walaupun yang diajak berunding adalah para penghianat janji. Minimal, dunia internasional paham soal penghianatan Zionis Israel dan para pendukungnya terhadap kesepakatan yang telah dibuat. Hamas berjuang dengan senjata, walapun pihak yang dihadapi sangat kuat. Minimal, dunia internasional tahu tentang kekejaman Zionis Israel. Kelak, seluruh dunia yang akan memblokade Zionis Israel. Sebab, generasi dan zaman akan selalu berubah.
Hamas paham, serbuan 7 Oktober 2023 ke kantong penjajah Zionis Israel sangat berrisiko. Tetapi bukankah diam pun tetap akan merasakan kekejaman Zionis Israel? Bukankah diam pun akan dibombardir juga? Lantas, apakah terus berjuang dengan roket? Memang memberikan pengaruh, tetapi bagaimana berdampak berat mematikan dan mempermalukan?
Hamas dalam kepungan bombardir Zionis Israel, namun bagaimana bisa memukul juga? Caranya hanya dengan memasuki kota-kota dan fasilitas militer mereka. Hamas memiliki keberanian itu. Hanya dengan berdua, pejuang Hamas berani memasuki kota pendudukan Israel, walaupun diberondong hingga syahid.
Baca Juga : Kekalahan Yahudi: Tak Bisa Melawan Ketakutannya Sendiri
Serangan pesawat Zionis ke Gaza sangat sulit dipatahkan. Serangan Zionis terpusat pada satu titik. Ini membahayakan Gaza. Solusinya, sebar kekuatan mereka. Bagaimana menyebar kekuatan mereka? Membuat medan pertempuran yang lebih luas. Caranya hanya satu, menjadikan kota pendudukan Israel sebagai medan pertempuran baru. Oleh sebab itulah, Walaupun Gaza dibombardir, pejuang Hamas terus memasuki kota-kota pendudukan Zionis.
Perang kota di wilayah pendudukan Zionis Israel akan memberikan efek berlipat kali. Merusak fasilitas dan infrastruktur mereka sendiri. Mempersempit wilayah yang aman. Mengurangi demografi penduduk Zionis Israel. Memunculkan keresahan yang terus meluas dengan eksodus penduduk ke wilayah lain atau ke luar negri. Bukankah mereka datang dengan jaminan keamanan?
Perang darat kota diperkirakan akan seimbang. Namun berdasarkan pengalaman, Hamas bisa lebih unggul. Mental perjuangan Hamas lebih kuat, sehingga akan lebih lincah bergerak ke gedung atau rumah. Pejuang Hamas terbiasa dengan kehidupan yang keras dan serba terbatas. Walaupun pasukan Zionis akan dilindungi dengan tank dan helikopter saat pergerakan, namun Hamas sudah memiliki senjata untuk menjinakkannya.
Tahun 2006, pasukan darat Zionis Israel total menyerang Hizbullah. Apa yang terjadi? Tahun 2014, pasukan darat Israel juga menyerang Gaza secara totalitas. Apa yang terjadi? Zionis Israel selalu kalah telak. Hamas akan mengajak Zionis Israel melakukan hal ini di wilayah pendudukan mereka.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!