Di bumi Palestina, Allah SWT menjelaskan hukum kehidupan baru yang sebelumnya masih dirahasiakan di Lauhul Mahfudz. Ini tidak dijelaskan di era Nabi Adam hingga Nabi Musa. Sehingga, Nabi Ibrahim mengembara dari Masetopania ke Palestina dan Mesir untuk menghindar dari kuatnya kekejaman Namrudz. Nabi Musa pergi dari Mesir menghindari kuatnya kekejaman Fir’aun. Kekuatan besar selalu mengalahkan kekuatan kecil. Itulah takdir dan hukum yang tertulis di era tersebut.
Selepas Nabi Musa wafat, Allah SWT mengungkapkan di bumi Palestina tentang rahasia takdir yang belum diketahui manusia. Yaitu,
"...Berapa banyak kelompok kecil yang mampu mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah....” – QS. Al-Baqarah : 249
Mengapa goresan takdir ini dijelaskan? Agar manusia tidak menzalimi sesamanya. Tak butuh syarat infrastruktur dan sumber daya besar untuk membungkam kezaliman yang berkekuatan besar.
Untuk membuktikan hukum ini, Allah memaparkan kisah Talut melawan Jalut di bumi Palestina. Kisah Talut yang jumlah pasukannya sedikit, hanya 300 orang. Kisah kebutuhan penopang sedikit sumber daya yang hanya seteguk air. Kisah munajat doa yang memohon kesabaran, keteguhan, dan memohon pertolongan Allah. Kisah ribuan pasukan yang keluar dari sebuah wilayah dengan infrastruktur militer yang kuat, namun lemah dan lunglai karena takut mati. Inikah yang akan terjadi terhadap 360.000 pasukan Zionis Israel yang dikerahkan untuk mengepung Gaza?
Baca Juga : Ashhabul Ukhdud: Genosida Pengikut Nabi Isa Oleh Yahudi di Najran Yaman
Setelah hukum ini dipaparkan, tak ada lagi Nabi dan Rasul yang pergi dari negerinya. Nabi Zakaria, Yahya, dan Isa, menghadapi kekejaman kaisar Romawi. Namun, mereka tetap bertahan di Palestina. Nabi Zakaria dan Yahya dibunuh. Nabi Isa akan disalib, kemudian ditolong Allah SWT dengan diangkat ke langit. Apakah kekejaman mereka mampu menghancurkannya? Kelak Romawi memeluk agama Nasrani dan menjadi agama resmi mereka.
Kisah Ashhabul Kahfi, kisah dakwah beberapa pemuda yang diberkahi Allah menghadapi kekejaman penguasa. Kisah Ashhabul Ukhdud, kisah pemuda dan rakyat jelata yang mempertahankan iman menghadapi kebengisan penguasa dan pembesarnya. Mereka semua bertahan dan berjuang di negerinya sebagai pembuktian bahwa kelompok kecil mampu menghancurkan kelompok besar dengan izin Allah.
Gerakan perlawanan di bumi yang dizalimi. Gerakan perlawanan terhadap hegemoni, oligarki, dan monopoli yang menindas akan terus bermunculan. Energi dan kekuatan yang tertanam di sanubari manusia yang beriman melampaui semua infrastruktur fisik yang ada. Semua bentuk kezaliman, walau pun ditopang kumpulan manusia yang cerdas dan kuat pun, akan lunglai. Sebab, energinya lemah dengan ragam ketakutan yang muncul dari dirinya karena hembusan was-was syetan. Misalnya, kekuatan Firaun dan Nebukandezar yang lemah karena ketakutan yang muncul dari mimpinya sendiri.
Bumi Palestina akan terus membuktikan hukum bahwa kelompok kecil mampu menghancurkan kelompok besar dengan izin Allah. Hukum ini diturunkan di Palestina dengan contoh nyata di Palestina juga. Dan kemudian menyebar di setiap fragmen kehidupan manusia yang memenuhi syarat-syaratnya.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!