Jejak Palestina di Nusantara pada Era Walisongo

Jejak Palestina di Nusantara pada Era Walisongo
Ilustrasi jejak palestina di Nusantara / Sabili.id

Apa keterkaitan Nusantara dengan Palestina? Apakah sekadar karena pengakuan atas kedaulatan Indonesia di tahun 1945? Tidak. Palestina memberikan kontribusi sejak era Walisongo. Walisongo adalah generasi pertama dengan mengislamkan tanah Jawa, membangun Kesultanan Demak dan Banten, mengusir penjajah Portugis, membangun prinsip toleransi, dan referensi keilmuan ulama di Nusantara.

Saat gelombang pertama Walisongo yang diutus oleh Khalifah Muhammad 1 Turki Utsmani pada 1404 Masehi tiba di Tanah Jawa, Maulana Malik Ibrahim, pemimpin Walisongo, menugaskan dua anggotanya yang merupakan ulama Palestina, Maulana Hasanuddin dan Maulana Aliyuddin, untuk berdakwah di tanah Banten. Keduanya menuju Banten, lalu menetap hingga wafat di Banten. Mereka berinteraksi, berdakwah, dan menempa rakyat Banten agar siap menghadapi tantangan yang lebih besar lagi.

Hingga akhirnya, saat Fatahillah berjuang membebaskan Sunda Kelapa dari penjajahan Portugis, rakyat Banten yang telah dididik oleh Walisongo asal Palestina, bergabung dan menjadi bagian prajurit pembela yang tangguh bersama pasukan Demak. Sunda Kelapa berhasil dibebaskan, lalu namanya diubah menjadi  Jayakarta.

Berhasil membebaskan Sunda Kelapa, Fatahillah membangun Kesultanan Banten berdasarkan pondasi yang sudah dibangun oleh dua ulama Palestina itu. Kepemimpinan Kesultanan Banten diserahkan kepada putra Fatahillah, yaitu Maulana Hasanuddin. Jayakarta, yang di kemudian hari menjadi kota Jakarta – dan Banten – sepertinya berhutang budi kepada kedua ulama Palestina ini.

Baca Juga : Untuk Saudaraku Palestina

Anggota Walisongo lainnya yang berdarah Palestina adalah Sunan Kudus. Dia sangat ahli dalam Fiqh. Ahli tata negara. Teguh dalam syariat Islam. Panglima perang dan Hakim di Kesultanan Demak. Sunan Kudus menjadi panglima perang saat Dipati Unus berjuang membebaskan Malaka dari penjajahan Portugis. Juga menjadi panglima perang saat Raden Fatah menyerang Prabu Udara dari Daha yang telah menghancurkan Majapahit.

Salah satu toleransi beragama yang tetap dijaga, yang dibangun oleh Sunan Kudus, adalah melarang umat Islam memotong sapi, baik untuk qurban maupun kegiatan tertentu. Hal ini untuk menghormati umat Hindu yang mesakralkan Sapi. Digantinya sapi dengan kerbau.

Setelah era Walisongo, para Ulama Nusantara juga melakukan perjalanan keilmuan hingga ke Palestina. Di antaranya adalah Syeikh Nawawi al-Bantani, Muhammad Arsyad dan Muhammad Husain Palembang. Hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia pun pertama kali didukung oleh Mufti Palestina. Jejak Palestina sangat terasa bagi terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.