Lebaran, Memaafkan, dan Rekonsiliasi

Lebaran, Memaafkan, dan Rekonsiliasi
Lebaran, Memaafkan, dan Rekonsiliasi / Foto Istimewa

Setelah berpuasa satu bulan penuh, setiap Muslim ingin menyempurnakan ampunan Allah Swt di bulan berkah ini dengan meminta maaf kepada sesama manusia. Padahal, tentu saja meminta maaf bahkan memaaafkan, bisa kapan saja.

Lebaran atau yang disebut juga Hari Raya Idul Fitri sering kita jadikan momen dan aktivitas untuk saling memaafkan. Walau pada kenyataan, orang-orang umumnya hanya meminta maaf kepada orang-orang terdekat saja. Baik mungkin dekat secara hubungan darah maupun dekat secara jangkauan wilayah.

Padahal, di dunia digital seperti saat ini, kemungkinan kita membuat banyak kesalahan akan lebih besar. Sebab, secara tidak langsung sebagian kita masuk ke dalam dunia di mana media sosial memerangkap kita untuk menjadi bagian dari penduduk dunia maya. Oleh karenanya, gesekan yang terjadi di masyarakat saat ini juga akan meluas areanya. Apalagi kalau kita sendiri adalah pejabat publik, content creator, influencer, atau punya aktivitas publik lainnya. Hal itu juga mendorong permintaan maaf kadang dilakukan melalui perangkat digital.

Teringat, suatu saat Rasulullah saw pernah meminta maaf dan mengumumkan agar orang-orang yang pernah beliau sakiti membalas dengan setimpal, karena beliau tidak ingin dituntut di akhirat. Adakah para penguasa saat ini yang mengumumkan hal serupa dan meminta rakyatnya membalas setimpal? Sungguh, seorang nabi yang kedudukannya melebihi penguasa negeri saja mampu bertindak serendah hati ini, lalu bagaimana dengan para pemimpin hari ini?

Kita juga diingatkan oleh kisah Umar bin Khattab yang memanggul sendiri gandum untuk rakyatnya yang kelaparan, karena ia merasa bersalah lantaran orang tersebut berada dalam tanggung jawabnya sebagai khalifah. Lalu bagaimana dengan penguasa saat ini? Rapor HAM yang terus dievaluasi dan dikritik oleh lembaga nasional juga internasional pun selalu menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai.

Ciri Hati Suci, Mudah Menerima Nasihat
Beberapa hal yang dapat melembutkan hati adalah perhatian terhadap orang-orang miskin dan lemah, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat mengeraskan hati semisal dosa-dosa, terlalu banyak hiburan, serta kebiasaan berlebihan dalam makan dan minum.

Sekelumit contoh di atas adalah kisah-kisah tentang meminta maaf dan mengungkapkan penyesalan di ruang publik yang diambil dari kisah pemimpin yang sangat terkait dengan pelayanan terhadap publik. Walau demikian, secara substantif, tetap saja meminta maaf dan memaafkan adalah sesuatu yang terkait dengan keterikatan dan keterkaitan individual.

Meminta Maaf dan Memaafkan

Terkadang, ada yang memaafkan saat orang lain meminta maaf. Tetapi ada juga yang memaafkan walau orang lain itu tidak meminta maaf. Di dalam Islam, ajaib sekali urusan memaafkan ini. Bahkan, seseorang bisa dimasukkan ke dalam surga karena memaafkan saudaranya. Tanpa saudaranya itu harus meminta maaf. Amazing!

Di dalam QS Asy Syura ayat 40 dikatakan, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim."

Dilanjutkan dengan Surat Asy Syura ayat 43, "Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia."

Tentu saja memaafkan bukan barang murah. Sehingga, ganjarannya adalah surga. Selain tidak murah, memaafkan juga tidak mudah. Sebagaimana tidak mudahnya meminta maaf yang butuh keberanian, ketulusan, dan penyesalan yang serius.

Memaafkan dan Rekonsiliasi

Memaafkan dan rekonsiliasi. Kedua hal ini sering kali dibandingluruskan. Seolah-olah, jika sudah memaafkan, seseorang secara tidak langsung akan mudah untuk melakukan rekonsiliasi. Padahal, pada kenyataannya memaafkan tidak selalu akan membuahkan rekonsiliasi.

Memaafkan adalah sebuah keputusan untuk melaksanakan perintah baik dari agama. Dan jika pun tak berlandaskan agama, orang-orang saat ini memilih jalan memaafkan agar memutus mata rantai rapuhnya mental health (kesehatan jiwa) karena memendam dendam berkepanjangan. Mereka hanya ingin hidup lebih tenang dan produktif dengan memaafkan.

Kalau pun ada rekonsiliasi yang ingin diwujudkan, ada sederet syarat panjang yang harus diejawantahkan. Sebagaimana kita ketahui, Rasulullah yang sudah memaafkan orang-orang Quraisy yang telah berbuat zalim, tetapi beliau tetap melakukan hijrah ke Madinah. Artinya, memaafkan seseorang tidak serta merta membuat kita harus berekonsiliasi jika memang dirasakan orang yang sudah menyakiti itu masih punya sifat toxic yang justru di masa depan tidak baik untuk kita.

Menilik "Studi Perdamaian dan Konflik" susunan Johan Galtung dan Charles Webel, setidaknya ada 8 tahap yang mesti dilewati untuk menyelesaikan konflik. Walau begitu, tidak semua unsur selalu dilakukan dalam proses penyelesaian konflik. Menurut penulis, ada dua unsur paling penting dari delapan unsur rekonsiliasi yang harus dilakukan, yaitu permintaan maaf kepada korban dan pemberian keadilan dalam wujud tertentu.

"Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, ‘Barang siapa pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi (hari kiamat)'."

Bagi yang belum siap dalam melakukan rekonsiliasi, tenang saja. Jalan utama kita adalah memaafkan. Rekonsiliasi hanya butuh kesiapan dan waktu saja jika semua syarat terpenuhi. Sebagaimana dalam QS Al Muzzammil ayat 10 Allah berfirman, "Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik".

Menjauhi berarti tidak ingin menjalin hubungan terlalu dekat dan melakukan rekonsiliasi. Di dalam Islam, hal itu bahkan diperbolehkan. Sebab, menjauh bukan berarti memutus hubungan. Tetapi proses untuk bisa saling memerbaiki kondisi masing-masing.

Perbedaan Puasa Ramadhan Umat Terdahulu dengan Umat Zaman Now
Seyogianya, umat Islam bisa memanfaatkan puasa untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, seperti diperintahkan di dalam Al Qur’an. Sehingga, ketika bulan Ramadhan berlalu, kita semua kembali suci dan dosa-dosa kita diampuni.

Memaafkan dan Kesehatan

Di dalam sebuat riset, memaafkan adalah salah satu faktor yang dapat membuat sel-sel tubuh manusia lebih sehat. Di dalam studi Frontiers in Psychology (2023), dinyatakan bahwa pemendekan telomer pada sel kromosom manusia akan tertunda pada orang-orang yang memiliki sifat compassionate (pemaaf). Tidak cepatnya telomer memendek akan memerlambat penuaan biologis. Jadi, kalau ada sebuah guyonan yang bilang, "Jangan mudah marah, nanti cepat tua", sebenarnya itu berbasis riset.

Telomer (telomere) sendiri adalah bagian paling ujung dari DNA linear yang selalu berulang-ulang. Meski pun termasuk dalam untai DNA, telomer tidak mengkode protein apa pun, sehingga ia tidak termasuk dalam kategori gen. Telomer berperan penting dalam menjaga kestabilan genom setiap sel. Dengan adanya telomer, penggandaan DNA yang berlangsung sebelum pembelahan sel dapat dilakukan secara tuntas.

Banyak hal tentang kesehatan yang dipengaruhi oleh kondisi mental atau psikologis. Oleh karenanya, kita tidak boleh abai terhadap apa-apa yang terjadi pada kesehatan mental kita. Sejumlah studi secara saintifik telah terbukti. Ini menjadi trigger pada kita untuk menjaga kesehatan mental sedini mungkin. Bahkan jika kita bisa menjadi support system agar orang lain menjadi sehat jiwanya, sudah seharusnya kita tak ragu membantu orang lain untuk meringankan kesulitannya.

Di dalam sebuah hadits dikatakan, "Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Ada pun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini - masjid Nabawi - selama sebulan penuh" (HR Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12 : 453).

Berharap Surga dari Pintu ar-Rayyan
Ibadah shaum yang kita tunaikan diharapkan mampu membawa kita kepada tujuan akhir, yaitu orang beriman yang giat bertaqwa. Di saat sama, kita juga ingin agar shaum yang kita jalankan mampu membawa kita ke surga melalui pintu khusus bagi orang yang ber-shaum, yaitu ar-Rayyan.

Bagaimana Jika Kita Sulit Memaafkan?

Memaafkan memang bukan sesuatu yang mudah. Oleh karenanya, ganjaran pahalanya besar dan bahkan bisa memasukkan yang bersangkutan ke dalam surga. Tetapi bukan berarti hal itu tidak mungkin kita lakukan. Jika Islam menganjurkan umatnya untuk menjadi pemaaf, maka Islam juga memberikan panduan untuk mudah memaafkan.

Hal ini bisa kita kaitkan dengan tema menerima takdir Allah. Sebab, bukankah segala sesuatu yang terjadi atas kehendak Allah? Bahkan, tidak ada sehelai daun pun yang jatuh kecuali dalam pengetahuan Allah. Maka, kita juga harus meyakini bahwa apa pun yang menimpa kita semua, itu terjadi atas kehendak Allah. Baik itu anugrah atau pun musibah.

Maka, dengan mengikhlaskan segala sesuatu yang terjadi, akan memudahkan kita untuk bisa ringan dalam memaafkan. Sebab, segala kejadian terjadi atas izin Allah semata. Dan semua pastilah baik untuk kita.

Masya Allah, sungguh mudah urusan seorang muslim dalam keadaan apa pun. Tak ada yang berat saat Allah yang menjadi fokus utama kita. Menjadi poros yang akan memusatkan semua tujuan hidup kita. Maka, akankah saya dan kita semua menjadi orang-orang yang dimasukkan Allah ke surganya dengan jalur memaafkan saudara?

Tak ada yang mudah. Tetapi bisa kita mulai dari sekarang untuk melatih diri sendiri. Tak hanya pahala, kesehatan fisik dan mental juga akan ada dalam genggaman jika itu dilakukan.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.