Desain antarmuka pengguna (UI) terus berkembang seiring waktu, dan pada tahun 2024, tren utama yang cenderung menjadi perhatian adalah neumorfisme dan glassmorphism. Kedua gaya desain ini menghadirkan estetika yang menarik, memikat pengguna dengan tampilan yang elegan dan modern. Mari kita telusuri lebih dalam tentang kedua konsep ini.
Neumorfisme: Pendekatan Desain yang Lebih 'Empatik'
Neumorfisme adalah gaya desain yang menekankan tampilan yang lembut dan mendalam. Menggabungkan elemen-elemen minimalis dengan efek visual yang memberikan kedalaman, menciptakan ilusi objek yang timbul dari latar belakang. Dengan menggunakan bayangan, pencahayaan, dan gradasi warna yang halus, neumorfisme menciptakan antarmuka yang bersifat responsif dan mengundang untuk dijelajahi.
Kelebihan utama dari neumorfisme adalah kemampuannya untuk menarik perhatian tanpa mengganggu pengguna. Desainnya lebih lembut dan memberikan pengalaman yang lebih intuitif. Namun, penggunaan berlebih dari neumorfisme dapat membuat tampilan menjadi datar dan kurang menarik.
Glassmorphism: Transparansi yang Elegan
Disisi lain, glassmorphism mengusung konsep transparansi dan kedalaman, menciptakan tampilan seperti kaca (frosted glass) atau material semi-transparan. Dengan latar belakang yang kabur dan efek blur, elemen-elemen seperti lapisan-lapisan kaca memberikan dimensi visual yang unik. Teknik ini memungkinkan konten di dalamnya tetap terlihat meskipun ada lapisan efek blur di antara konten dan latar belakang.
Baca juga: Anak IT Gak Hanya Hacker, Lho! Kenalan Yuk sama Pekerjaan-Pekerjaan Keren di Dunia Teknologi
Glassmorphism menonjolkan estetika modern dan futuristik, memberikan tampilan yang bersih dan elegan. Penggunaan efek transparansi dan blur memberikan kedalaman visual, membuat pengalaman pengguna lebih menarik dan dinamis.
Kesimpulan
Desainer UI/UX saat ini dapat memanfaatkan elemen-elemen neumorfisme dan glassmorphism untuk menciptakan pengalaman pengguna yang mendalam dan responsif. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan yang tepat dan seimbang dari kedua gaya ini akan menciptakan tampilan yang estetik tanpa kehilangan fungsionalitas.
Desain tidak hanya tentang estetika, tetapi juga tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan antarmuka. Dengan terus memperhatikan kebutuhan pengguna dan mengikuti perkembangan tren, desain UI/UX akan terus berkembang untuk memberikan pengalaman yang lebih intuitif bagi pengguna.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!