Pakai Linux? Enak, sih! Tetapi …

Pakai Linux? Enak, sih! Tetapi …
Pakai Linux? Enak, sih! Tetapi / Photo by Karol on Unsplash

Linux. Mungkin terdengar asing untuk sebagian orang. Tetapi bagi sebagian yang lain, Linux adalah sahabat setia. Pengalaman saya menggunakan Linux – khususnya Fedora – sejak 2017, membuka banyak wawasan tentang kelebihan dan kekurangan dia dibandingkan dengan sistem operasi lain semisal Windows. Apa saja? Mari kita bahas!

Salah satu kelebihan terbesar dari Linux adalah sifatnya yang open-source. Artinya, kode sumber Linux tersedia untuk umum dan bisa dimodifikasi oleh siapa saja. Ini berbeda dengan Windows yang bersifat proprietary dan tertutup.

Open-source ini membawa beberapa keuntungan yang signifikan. Pertama, keamanan. Sebab, banyak orang yang bisa melihat dan memperbaiki kode sumber, celah keamanan dapat ditemukan dan ditutup lebih cepat. Tidak ada yang lebih menenangkan daripada mengetahui bahwa ada komunitas besar yang selalu siap memperbaiki bug dan kerentanan.

Kedua, kustomisasi. Di Linux, user punya kebebasan untuk mengubah hampir segala aspek dari sistem operasi sesuai kebutuhan. Dari antarmuka grafis hingga kernel, semuanya bisa disesuaikan. Ini memberikan fleksibilitas yang luar biasa bagi user yang suka bereksperimen dan memaksimalkan performa perangkat mereka. Yang paling mudah, kita bisa mengunjungi grup “Linuxer Desktop Art” di Facebook dan melihat betapa beragamnya tampilan antarmuka Linux. Bahkan untuk jenis distro yang sama seperti Fedora misalnya, bisa memiliki Ux dan UI berbeda.

Ketiga, performa dan stabilitas. Linux terkenal dengan efisiensinya dalam mengelola sumber daya. Pengalaman saya menggunakan Fedora sejak 2017 menunjukkan bahwa sistem ini jarang mengalami crash atau perlu di-restart. Berbeda dengan Windows yang kadang-kadang bisa sangat tidak stabil, terutama setelah update besar.

Bagi para pengembang, Linux adalah surga dan harapan. Ada beberapa alasan mengapa banyak developer lebih memilih Linux dibandingkan Windows. Pertama, dukungan untuk berbagai bahasa pemrograman dan alat development. Linux mendukung hampir semua bahasa pemrograman populer semisal Python, Java, C++, dan banyak lagi. Ditambah dengan alat-alat seperti Git, Docker, dan berbagai IDE, Linux memberikan lingkungan development yang sangat kaya dan produktif.

Apakah Flutter Akan Membuat Kotlin Jadi Ketinggalan Zaman?
Flutter menawarkan solusi yang kuat untuk pengembangan cross-platform, sedangkan Kotlin tetap menjadi pilihan utama untuk pengembangan aplikasi Android native.

Kedua, terminal yang kuat. Terminal Linux jauh lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan Command Prompt atau PowerShell di Windows. Kemampuan scripting dan automasi yang ditawarkan oleh terminal Linux sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

Ketiga, kesesuaian dengan server. Banyak server di dunia menjalankan Linux, jadi mengembangkan aplikasi di Linux membuat proses deployment ke server menjadi lebih mudah dan mulus. Tidak ada lagi masalah “works on my machine” yang sering kali muncul saat mengembangkan di Windows dan mencoba menjalankannya di server Linux.

Menariknya, Linux juga merupakan asal muasal dari Android. Android, sistem operasi mobile paling populer di dunia, dibangun di atas kernel Linux. Ini menunjukkan betapa kuat dan fleksibelnya Linux sebagai sistem operasi. Kernel Linux yang digunakan di Android memastikan bahwa Android mewarisi keandalan dan efisiensi yang sama dengan Linux di desktop dan server.

Bukan Tanpa Tantangan

Namun, menggunakan Linux bukan tanpa tantangan. Meski pun banyak kelebihannya, ada beberapa hal yang mungkin membuat user berpikir dua kali untuk menggunakannya lagi.

Pertama, bagi mereka yang terbiasa dengan Windows, beralih ke Linux bisa membingungkan. Banyak hal yang dilakukan secara berbeda, dan butuh waktu untuk beradaptasi.

Kedua, meskipun dukungan perangkat keras di Linux semakin baik, masih ada beberapa perangkat yang tidak bekerja optimal atau membutuhkan konfigurasi manual yang rumit.

Ribut-ribut Starlink, Sebenarnya Bagaimana Cara Kerjanya?
Ada tantangan semisal biaya perangkat keras yang tinggi dan ketergantungan pada kondisi cuaca. Hal itu menjadi pertimbangan bagi calon pengguna. Namun, inovasi ini membawa kita selangkah lebih dekat ke dunia global.

Ketiga, beberapa software yang umum digunakan di Windows tidak memiliki versi Linux, atau versi Linux-nya tidak sebaik yang di Windows. Misalnya, Adobe Photoshop dan Microsoft Office, dua software yang sangat populer, tidak memiliki dukungan penuh di Linux.

Enak sih..

Pakai Linux memang enak, terutama bagi mereka yang mengutamakan keamanan, kustomisasi, dan performa. Bagi para developer, Linux menawarkan lingkungan kerja yang sangat optimal dan produktif. Namun, tantangan-tantangan yang ada membuatnya tidak selalu menjadi pilihan yang mudah bagi semua orang.

Pengalaman menggunakan Fedora sejak 2017 memberikan saya pandangan yang jelas tentang kelebihan dan kekurangan Linux. Meski pun ada tantangan, kelebihan yang ditawarkan sering kali lebih besar, sehingga membuat Linux tetap menjadi pilihan yang menarik dan powerful bagi mereka yang siap mengeksplorasi dan memanfaatkan potensinya.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.