Raja Bertaruh Moral Politik di Meja Domino

Raja Bertaruh Moral Politik di Meja Domino
Raja Bertaruh Moral Politik di Meja Domino/ Foto Istimewa

Di tengah suhu politik yang masih hangat akibat demonstrasi besar-besaran, publik lagi-lagi disuguhi tontonan yang menguji kesabaran. Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, terekam foto tengah bermain domino bersama Azis Wellang. Nama yang disebut belakangan pernah menjadi tersangka pada kasus pembalakan liar.

Pada 7 September 2025 kemarin, jepretan foto itu mulai viral di lini masa. Raja Juli Antoni sang Menteri Kehutanan tampak mengenakan baju batik sembari tertawa lebar. Tak hanya Raja Juli, ada pejabat menteri lain yang nampak juga hadir dalam permainan domino yang langka ini. Ia adalah Abdul Kadir Karding. Ya, beliau adalah Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Sementara dua pemain lain adalah Azis Wellang dan Andi Rukman Nurdin.

Sebenarnya, foto tersebut tidak berkategori “foto tak senonoh”. Itu foto biasa saja. Menteri main gaple memang nggak tabu-tabu amat bagi banyak kalangan di Indonesia. Yang bikin foto itu viral adalah status Azis Wellang dan situasi politik yang baru reda dari panasnya demonstrasi menuntut pembubaran DPR.

Pada tahun 2024, Azis Wellang pernah ditetapkan sebagai tersangka oleh Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Kasusnya adalah pembalakan liar. Namun, kasus tersebut dihentikan pada 14 Februari 2025.

OTT KPK, Akhir Perjalanan Politik Immanuel Ebenezer
Kasus OTT atas Immanuel Ebenezer seharusnya menjadi tamparan keras bagi pemerintah, khususnya Kementerian Ketenagakerjaan. Kementerian yang lahir untuk melindungi buruh dan memerjuangkan hak-hak pekerja, justru tercoreng oleh pejabat yang mestinya menjadi teladan.

Di sinilah foto itu menjadi tak senonoh. Bagaimana mungkin Menteri Kehutanan justru tampak rukun, tertawa lebar, bahkan terlihat berkarib dengan mantan tersangka kasus pembalakan liar itu? Bagi yang paham domino, tentu mafhum bahwa permainan ini memang kerap dimainkan sesama karib. Kecuali pada event kompetisi.

Foto itu diam. Tak ada sepatah kata pun yang diucapkan, karena foto memang tak bisa berbunyi. Tetapi gambar dan foto selalu punya pesan. Pesan yang tidak disampaikan melalui suara itu justru kerap lugas, jujur, dan apa adanya. Nah, pesan itulah yang hari ini tertangkap dalam benak publik. Tentu dengan selipan tanya, “Apakah penghentian kasus Azis terhubung oleh kemesraan di meja domino?

Klarifikasi pun segera meluncur, baik dari Raja Juli maupun dari Abdul Kadir Karding. Klarifikasinya panjang pendek. Bahkan, sebuah media memberi judul “Penjelasan Lengkap” Raja dan Karding terkait foto viral tersebut. Intinya, Raja menjelaskan ia tidak mengenal Azis. Karding juga menguatkan bahwa yang kenal Raja Juli hanya dirinya, yang lain hanya pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Raja Juli juga menambahkan, tidak ada pembahasan kasus hukum, dan sekadar meladeni permainan.

Sayang sekali, panggung politik rakyat belum sepenuhnya tutup pasca demo besar minggu lalu. Tak salah, jika foto itu justru membawa pesan politik kepada anak negeri. Tepatnya, pesan tentang moral politik pejabat yang tengah tak baik-baik saja.

Hasto Ditahan KPK, Akankah Sejumlah Kasus Korupsi Terungkap?
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, resmi ditahan KPK pada Kamis (20/2/2025), setelah menjalani 8 jam pemeriksaan di hari yang sama. Hasto ditahan karena tuduhan melakukan perintangan penyidikan atau obstruction of justice dalam perkara Harun Masiku. Harun Masiku sendiri masih buron.

Politik adalah panggung simbol. Satu foto sering lebih keras berbicara daripada seribu kata. Dan dalam simbol, tak ada ruang untuk kelalaian. Apalagi jika menyangkut pejabat negara yang seharusnya menjadi garda terdepan menjaga hutan, bukan berfoto santai dengan orang yang pernah berurusan dengan kejahatan kehutanan. Walau status hukum Azis Wellang telah gugur, jejak publiknya tetap lekat di ingatan banyak orang.

Bagi pemerintahan Prabowo Subianto, momen ini adalah pukulan simbolik yang memalukan. Setelah dihantam gelombang demonstrasi yang menggugat keberpihakan dan integritas, kini muncul citra menteri yang terlihat nyaman di ruang sosial yang sarat kontroversi.

Bagi kelompok kritis, ini adalah amunisi. Bagi rakyat, ini adalah penguat prasangka bahwa janji moral hanyalah kosmetik politik. Setelah diarahkan kepada DPR, apakah kini kemarahan publik perlu dialamatkan pula kepada para menteri?

Kita tak sedang membicarakan hukum semata, tetapi moral politik yang jauh lebih rapuh ketika pejabat gagal membaca persepsi publik. Seorang menteri tidak bisa berlindung di balik dalih "tidak tahu" atau "kebetulan". Di dalam politik, setiap langkah adalah pesan. Dan pesan yang sampai kali ini buruk, bahkan berbahaya bagi legitimasi pemerintahan.

Raja Juli Antoni seperti sedang menggadaikan moral politiknya di meja gaple. Masih layakkah ia menduduki kursi Menteri Kehutanan yang terkenal banyak buaya pembalaknya itu? Ataukah kita kembalikan saja penguasaan hutan ini kepada raja hutan yang sesungguhnya, yang tak mungkin main gaple dengan para tersangka pembalak?

Wallahu a'lam bishawwab.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.