Perang Bosnia, Afghanistan, dan Vietnam, apa bedanya dengan perang penjajah Israel terhadap Palestina? Yang berkepentingan terhadap Bosnia hanya Serbia. Yang berkepentingan terhadap Vietnam dan Afghanistan hanya Amerika. Sekutu barat lainnya, sangat tidak terlalu berkepentingan walaupun mereka membantu juga.
Kehadiran penjajah Israel di Palestina merupakan kepentingan global. Inggris memberikan mandat untuk pencaplokan Palestina. Amerika, Inggris, beserta sekutunya, mengirimkan penduduknya yang keturunan Yahudi ke Palestina. Juga memberikan support persenjataan yang lengkap dan tercanggih. Penjajah Israel ditopang oleh oligarki, baik secara militer, ekonomi, informasi, data intelijen, hingga diplomasi.
Yang berperang ialah penjajah Israel, tetapi Amerika dan Inggris yang sibuk bolak-balik berdiplomasi dengan negara-negara Timur Tengah dan yang peduli terhadap Palestina. Sekutunya pun memberikan pernyataan dukungan kepada penjajah Israel. Hingga Ukraina ditinggalkan demi mendukung penjajah Israel. Di sisi lain, adakah perusahaan multinasional yang peduli terhadap perang selain perang antara penjajah Israel dan Palestina? Tidak pernah ada. Namun, sekarang mereka kebanyakan justru mendukung penjajah Israel.
Untuk menekan Palestina, Amerika memveto seluruh resolusi PBB yang bisa meringankan beban rakyat Palestina. Amerika pun menyiapkan bantuan dana, persenjataan, hingga mengirimkan kapal induk dan kapal selam kepada penjajah Israel. Amerika pun baru saja mengesahkan Undang-Undang yang akan menghukum orang, lembaga, maupun pemerintah yang memberikan dana kepada Hamas, Jihad Islam, dan faksi perlawanan lainnya, yang disahkan pada 1 November 2023.
Baca Juga : Yang Dibutuhkan oleh Rakyat Palestina
Kali ini Amerika dan Israel kecolongan. Biasanya, sebelum mereka melancarkan tekanan kepada rakyat Palestina, baik berupa serangan, pengusiran, dan kekerasan, Amerika melakukan lobi-lobi diplomasi yang diikat dengan perjanjian, pencabutan sanksi, dan pemberian bantuan kepada negara Timur Tengah, agar bungkam tak berkutik. Namun kali ini, rakyat Palestina mendahuluinya dengan melumpuhkan sistem pertahanan mereka.
Setelah Hamas berhasil melumpuhkan sistem pertahanan walau pun hanya beberapa jam, barulah Amerika bergerak, dari Presiden hingga Menteri Luar Negrinya, ke Timur Tengah untuk melobi agar pertempuran tidak meluas, namun pada sisi lain tidak mau menghentikan genosida yang dilakukan penjajah Israel kepada rakyat Palestina.
Sekjen PBB dan pejabat 18 lembaga dunia lainnya bersuara lantang agar dilakukan gencatan senjata. Namun semuanya tak berdaya. Penjajah Israel terus merajalela melakukan genosida. Di dalam satu jam saja, terjadi 100 kali serangan. Setiap 10 menit, 1 anak mati terbunuh oleh membabi butanya serangan. Sebuah surat kabar nasional menulis berita bahwa yang terjadi di Gaza bukanlah perang tetapi genosida.
Rakyat Palestina hanya dijadikan tontonan. Seperti pesta rakyat di era Romawi, di sebuah stadion, seekor singa menerkam seorang bayi, para penonton hanya bersorak sorai dan menjerit histeris saja. Sementara sang singa diberi makan, minum, dan latihan agar kuat, sedangkan sang bayi dibiarkan. Tak ada pihak yang bisa melakukan apa pun kepada sang bayi agar selamat.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!