Di dalam keyakinan Islam, bidadari adalah makhluk surga perempuan yang disediakan untuk para lelaki yang masuk surga. Di dalam istilah Islam, mereka dinamakan Hurun 'in. As-Saddi menafsirkan makna dari Hurun 'in adalah wanita cantik bermata indah dan lebar (belo).
Bidadari ini berbeda dengan wanita salehah dunia yang masuk surga. Wanita dunia yang masuk surga, kelak mereka menjadi bidadari juga, tetapi lebih utama dari Bidadari Hurun 'in. Lelaki beriman, kelak di surga akan dipersatukan kembali dengan istri-istrinya di dunia, ditambah dengan tambahan istri berupa bidadari.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Penghuni surga diberi (tambahan) dua istri Hurun 'in. Tidak ada perselisihan dan permusuhan di antara para istri” – HR. Bukhari
“Para Syuhada dinikahkan dengan 72 Bidadari” – HR Tirmidzi
Seringkali konsep bidadari surga dalam Islam ini dijadikan olok-olok oleh orang-orang sekuler, anti Islam, Atheis. Bahkan anehnya, ada segolongan Muslimah zaman sekarang yang risih dengan konsep bidadari surga. Apalagi, konsep 72 bidadari untuk syuhada yang kerap kali diindentikkan dengan motivasi terorisme. Seolah-olah, para Mujahidin yang berjihad di Gaza, misalnya, adalah lelaki penuh nafsu yang hanya terobsesi mendapatkan 72 wanita cantik dan molek di surga nanti. Padahal, ada hikmah di balik konsep Bidadari ini.
Fokus topik kita kali ini adalah membicarakan tentang konsep 72 bidadari dalam kacamata sains dan psikologi. Apa hikmah konsep Bidadari menurut sains dan psikologi?
Fitrah Lelaki, Hasratnya Lebih Besar
Mengutip Dr. Aisyah Dahlan, “Laki-laki punya hormon testosteron. Otak laki-laki Hipotalamus-nya lebih besar 2,5 kalinya wanita. Konsekuensinya ada tiga, yaitu Laki-laki lebih cepat lapar/haus; Syahwatnya lebih besar; sifat protektifnya (penjagaannya) lebih besar. Allah ciptakan syahwatnya lebih besar, tetapi sekaligus ia lebih menjaga kita, ibunya, adik perempuannya. Ini fitrah yang harus disyukuri”.
Fitrah lelaki itu akan terbawa sampai ke surga nanti. Jadi, sangat masuk akal jika lelaki memiliki banyak bidadari. Sebab, di surga Allah memberikan kebutuhan manusia sesuai fitrahnya/nalurinya.
Baca juga: Meluruskan Paham "Palestina Merdeka Dunia Kiamat"
Hormon Dopamin dan Endorfin
Kedua hormon tersebut adalah hormon kebahagiaan, cinta, dan pereda nyeri alami yang dihasilkan tubuh. Apa hubungannya? Para peneliti Universitas Stanford membuat eksperimen uji coba, apakah rasa cinta dan kebahagiaan bisa meredakan rasa nyeri. Mereka memberikan rasa sakit dengan dosis sedang kepada 15 mahasiswa, sambil mengalihkan tatapan mereka ke foto orang yang mereka sayangi. Peneliti menemukan, efek dopamin dan endorfin yang dilepaskan otak saat melihat wajah sosok yang dicintai ternyata mampu mengurangi rasa sakit tersebut.
Jadi, secara normalnya lelaki identik dengan hidup keras; kerja kasar; stress karena kemacetan, masalah di jalan, pulang diomeli keluarga, dan berbagai penderitaan lainnya. Apalagi mereka yang profesinya di militer dan menjaga perbatasan. Maka, laki-laki butuh sesuatu yang bisa memacu hormon-hormon kebahagiaan, anti depresi, dan pereda nyeri.
Konsep bidadari ini menimbulkan kerinduan akan sosok sempurna sebagai balasan mereka mati-matian di dunia. Hal itu juga membuat seorang lelaki lebih semangat dan tahan banting. Apalagi mereka yang mendapat tugas militer menjaga umat Islam semisal di Gaza. Tentunya mereka jauh dari keluarga, atau mungkin anak-istrinya sudah tidak ada, entah ke mana.
Amat manusiawi jika mereka merindukan istrinya kelak menjadi salah satu bidadari yang akan menemaninya di surga. Bahagia rasanya mereka yang di dunia jauh dari gemerlap kecantikan yang fana, tetapi di surga berlimpah kecantikan bidadari surga. Keyakinan ini akan menghilangkan rasa frustrasi, depresi, dan kesedihan, berganti menjadi optimisme ditambah kekuatan otot dan tulang karena hormon-hormon pemicu rasa cinta. Ini akan membantu meredakan tekanan pikiran dalam kerasnya medan pertempuran. Tenang hati kalau kita yakin bahwa kerja keras kita mati-matian mendapat reward di akhirat.
Kesimpulan
Mereka, para Mujahidin yang berjaga di garda terdepan umat Islam, sejatinya berjuang karena kecintaan kepada Allah, Rasul-Nya, dan membela agamanya. Itulah tujuan utamanya. Ada pun kenikmatan surga semisal bidadari dan lain-lain, itu hanya sekadar untuk penghibur duka lara, pereda nyeri dan penambah stamina, karena kerinduan akan kenikmatan surga dapat memacu hormon Dopamin dan Endorfin.
Ini justru menjadi tanda kebesaran-Nya. Bahwa Allah tahu betul Psikologi dan hormon manusia, maka Allah tahu bagaimana cara menghibur hamba-hamba-Nya yang sedang berjuang di jalan-Nya.
Wallahu a'lam bishowab.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!