Tadabbur surah Yunus ayat 12: Israf Pangkal Penyimpangan

Tadabbur surah Yunus ayat 12: Israf Pangkal Penyimpangan
Tadabbur surah Yunus ayat 12: Israf Pangkal Penyimpangan/ Foto Istimewa

Allah Ta’ala berfirman,

وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْۢبِهٖٓ اَوْ قَاعِدًا اَوْ قَاۤىِٕمًا ۚفَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهٗ مَرَّ كَاَنْ لَّمْ يَدْعُنَآ اِلٰى ضُرٍّ مَّسَّهٗۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Apabila manusia ditimpa kesusahan, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Namun, setelah Kami hilangkan kesusahan itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) kesusahan yang telah menimpanya. Demikianlah, dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas itu apa yang selalu mereka kerjakan” (QS Yunus:12).

 

Di ayat ini, Allah menggambarkan bagaimana orang kafir itu ketika kena marabahaya barulah ia berdoa meminta perlindungan kepada Allah. Ini tentu bukan cuma kafir saja, tetapi muslim yang zalim dan pelaku maksiat juga demikian.

Uniknya, di ayat ini Allah menggunakan urutan doanya dari berbaring, duduk, baru menyebut berdiri. Sedangkan untuk orang mukmin yang benar imannya, Allah menggunakan susunan berdiri dulu, baru duduk, baru berbaring, seperti di surah Ali Imran ayat 191 atau surah An-Nisa` ayat 103. Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang tidak beriman itu baru ingat Allah pada saat paling susahnya (berbaring), sedangkan orang beriman akan ingat Allah pada saat paling mudahnya (berdiri).

Lalu ketika sudah reda marabahaya dan bencana itu, maka mereka berlalu begitu saja seakan tak pernah butuh kepada Allah. Mengapa itu terjadi? Karena sifat israf, sebagaimana di akhir ayat begitulah orang musrif dihiasi akibat perbuatan mereka yang sering israf.

Apa itu israf? Berasal dari kata (سرف) yang artinya menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani adalah (تجاوز الحد في كل فعل يفعله الإنسان) (melampaui batas dalam semua yang dilakukan oleh manusia). Meski lebih sering kata ini digunakan dalam hal membelanjakan harta. Kemudian Ar-Raghib menukil perkataan Sufyan Ats-Tsauri: “Apapun yang dibelanjakan bukan untuk ketaatan kepada Allah, maka dia termasuk israf meski pun sedikit.” (Al-Mufradaat fii Gharib Al Qur`an 1/473 entri kata (سرف).

Harta yang Baik di Tangan Orang yang Baik
Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam mengakui bahwa memang orang kaya punya keutamaan daripada orang miskin. Jadi, ada baiknya kita menjadi orang kaya, tetapi kaya dengan cara yang diridhai Allah ﷻ, dan ketika kaya, menjadi hamba Allah yang diridhai pula.

Al-Biqa`iy dalam kitab tafsirnya “Nazhm Ad-Durar fii tanasub Al-Aayaati wa As-Suwar” jilid 9, halaman 85 mengatakan, israf itu keseringan keluar dari takaran adil. Artinya, semua perbuatan yang berlebihan berarti israf, termasuk di dalamnya semua dosa, karena dia keluar dari batasan yang telah ditetapkan Allah.

Di dalam ayat tersebut, Allah menggunakan kata zuyyina yang artinya dihiasi, artinya sifat israf yang sering dilakukan akan membuat kita buta bahwa kesenangan ini hanya titipan Allah, hingga akhirnya ketika kesenangan ini dicabut oleh Allah, baru teringat akan Allah.

Mengapa orang berlaku israf? Karena tidak pernah puas dengan apa yang ditetapkan oleh syariat, sehingga selalu berusaha melampaui batas. Sehingga, hal-hal yang tadinya mubah jadi haram gara-gara sifat dan sikap israf ini. Maka, solusinya adalah selalu berusaha memuaskan diri dengan apa yang telah digariskan dalam agama.

Sifat ini pula yang membuat Qarun yang tadinya beriman menjadi kafir, karena israf itu membutakan mata, sampai-sampai dia mengatakan ( إنما أوتيته على علم عندي) (Aku dapatkan semua harta ini karena memang kepintaran yang ada padaku) (QS Al-Qasash: 78). Dia lupakan Allah di sana.

Dewan Dakwah Kota Bekasi Ingatkan Jangan Berlebihan Cintai Harta
Ketua Dewan Dakwah Kota Bekasi, KH Ahmad Salimin Dani, mengingatkan agar kita tidak mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. Ia mengingatkan hal itu dengan mengutip Al Qur’an Surat Al-Fajr ayat 20.

Kenapa Qarun bisa begitu?

Itu karena seringnya berlebihan dan bermewahan dengan harta dan hal itu termasuk israf. Makanya, Allah juga memberi peringatan bagi yang makan dan berpakaian:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

"Makan dan minumlah tetapi jangan israf (berlebihan) karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan, bermewahan" (QS Al-A'raf ayat 31).

Kenapa? Sebab, sifat israf itu akan membuat orang lupa sehingga cenderung menyombongkan diri dan baru ingat Allah kalau sudah sengsara.

 

Terakhir, saya tutup artikel ini dengan mengutip pernyataan Syekh Thahir ibni 'Asyur dalam kitab tafsirnya yang sangat unik yaitu At-Tahrir wa At-Tanwir jilid 11, halaman 112, beliau mengatakan dari hasil tadabburannya:

وَالْمَعْنَى أَنَّ شَأْنَ الْأَعْمَالِ الذَّمِيمَةِ الْقَبِيحَةِ إِذَا تَكَرَّرَتْ مِنْ أَصْحَابِهَا أَنْ تَصِيرَ لَهُمْ دُرْبَةً تُحَسِّنُ عِنْدَهُمْ قَبَائِحَهَا فَلَا يَكَادُونَ يَشْعُرُونَ بِقُبْحِهَا فَكَيْفَ يُقْلِعُونَ عَنْهَا كَمَا قِيلَ:

Maksud ayat ini bahwa perbuatan-perbuatan jelek itu kalau dilakukan berulang-ulang akan membuat pelakunya punya kebiasaan buruk yang menjadikannya melihat kejelekan itu sebagai kebaikan, padahal mereka tidak sadar akan buruknya. Maka, mana mungkin mereka bisa berpikir sebagaimana dalam sebuah syair:

يُقْضَى عَلَى الْمَرْءِ فِي أَيَّامِ مِحْنَتِهِ ... حَتَّى يَرَى حَسَنًا مَا لَيْسَ بالْحسنِ

Di masa terujinya manusia ditetapkanlah sesuatu

sampai dia melihat baik apa yang sebenarnya tidak baik.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.