Semua Artikel Menarik di Rubrik Kolom - Sabili.id (Page 24)

Kota-kota besar di dunia melakukan demonstrasi besar-besaran menentang genosida Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Zionis Israel adalah kaum yang dimurkai. Saat lemah, mereka merengek tak terkira, meminta belas kasihan. Saat kuat, mereka menindas, membunuh, menjajah, hingga genosida.

Orang lemah iman karena jarang melakukan tadabbur Al Qur’an dan jauh dari medan ribath, sehingga hatinya sudah terpaut dengan jual beli dan mengikuti ekor sapi serta penuh ghill (kedengkian dan sentimen) kepada orang di luar kelompoknya, tak akan bisa berpikir optimis.

Hadirnya kekuatan Zionis Yahudi Israel yang berusaha menjajah dan menghapus Muslimin di Palestina merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan pembentukan kaum Muslimin. Di saat Muslimin lemah, Allah SWT menghadirkan musuh yang akan menguatkannya.

Kala Palestina terlepas dari kekhalifahan Turki Utsmani, saat itu pula imperiumnya runtuh. Rakyat Palestina, Hamas, Fatah, Jihad Islami, dan gerakan perlawanan lain dengan dukungan muslimin dunia sedang coba mengembalikannya kepada genggaman muslimin.

Sunan Ampel memiliki sembilan anak. Yaitu Nyai Ageng Manyuran, Nyai Ageng Manila, Nyai Ageng Wilis, Sunan Bonang, Ki Mamat, Syaikh Amat, Sunan Drajat, Nyai Ageng Medarum, dan Nyai Ageng Supriyati. Jadi, Sunan Drajat berdarah Champa-Samarkand-Jawa. Sebab, sang ayah adalah putra Ibrahim Asmarakandi.

Akan senantiasa ada sekelompok orang dari ummatku yg teguh di atas kebenaran melawan musuh mereka. Mereka seperti bejana di tengah para pemakan, sampai datang keputusan Allah mereka tetap dalam keadaan demikian.

Sekjen PBB dan pejabat 18 lembaga dunia lainnya bersuara lantang agar gencatan senjata diberlakukan. Namun semuanya tak berdaya. Penjajah Israel terus merajalela melakukan genosida. Setiap satu jam terjadi 100 serangan. Setiap 10 menit, 1 anak mati terbunuh oleh serangan membabi buta.