Menjadi saksi sejarah perjuangan rakyat Palestina di Gaza adalah hal yang tidak pernah terbayangkan sama sekali oleh kaum muslimin, bahkan masyarakat dunia. Masyarakat internasional tercengang menyaksikan taktik perang yang dimainkan pejuang Gaza di jalur-jalur darat. Walaupun di sisi lain masih harus berduka menyaksikan kisah pilu genosida yang dilakukan Zionis Israel.
Dunia takjub hingga sangat ingin tahu, gerangan kesepakatan seperti apa yang telah dilakukan para pejuang Gaza dengan rakyatnya sehingga mereka bisa begitu kuat bahu membahu, bertahan dan menyerang, serta tidak saling salah menyalahkan. Dunia berdegup kagum melihat keteguhan hati rakyat Palestina.
Bahkan kekaguman itu berhasil membuat orang-orang tertarik untuk membaca Al-Qur’an yang telah menjadi pegangan para mujahidin Palestina, rakyat Palestina dan kaum muslimin di seluruh dunia. Megan Rice, adalah salah satu yang tergelitik untuk memahami Al-Qur’an yang telah menjadi etos bagi setiap muslim di dunia, alhamdulillah langkah ini telah membawanya menjadi pemeluk Islam. Semoga Allah merahmatinya.
Sebagai muslim tentunya kita sudah paham landasan apa dan kesepakatan seperti apa yang saling mereka tawarkan antara pejuang Palestina dan rakyatnya. Kesepakatan yang tidak mungkin mendapatkan kerugian sama sekali, kesepakatan yang menyatukan, kesepakatan yang bahkan dilandasi oleh keimanan antara hamba dengan Tuhannya. Kesepakatan "Hidup mulia atau mati Syahid". Jiwa mereka bebas dalam penghambaan diri yang total pada kepada Allah Azza wa jalla, sehingga tidak tersubordinasi dalam cinta dan iktan yang lain, dan itu adalah sebaik-baiknya kesepakatan.
Baca Juga : Strategi Zionis Israel Lakukan Genosida: Bikin Rakyat Palestina Mati Kelaparan
Katika rakyat Palestina sudah siap bertahan melawan kebiadaban, maka para pejuangnya jauh lebih siap berjuang dan berjihad menghadapi penjajahan Zionis Israel. Penjajah congkak yang mengklaim pada dunia, bahwa mereka memiliki sistem pertahanan keamanan dan militer terbaik. Namun, tanggal 7 Oktober lalu, klaim itu berhasil dipatahkan oleh Pasukan HAMAS (Al-Qassam).
Pasukan kecil yang bahkan sekedar mereka anggap sebagai kelompok teroris. Kelompok perlawanan yang telah mereka blokade bertahun-tahun lamanya, yang dalam hitungan dan prediksi intelejen penjajah Israel tak perlu diperhitungkan sebagai sebuah kekuatan militer.
Tentu bukan HAMAS semata, Faksi militer yang tergabung menjadi pejuang Palestina di Gaza diantaranya; sayap militer HAMAS (Izzudin Al-Qasam), sayap militer Jihadi Islami (Brigade Saraya Al-Quds), sayap militer FATAH (Brigade Syuhada Al-Aqsha), dan Pecahan (Brigade Syuhada Al-Aqsha) Brigade Mujahidin. Namun, militer HAMAS (Al-Qassam) adalah faksi militer yang paling menonjol dan mendominasi.
Pasukan HAMAS mampu menggetarkan dunia dengan taktik perangnya dan menggetarkan hati dengan perkataannya. Sosok Abu Ubaidah, Juru bicara Al-Qassam tak pelak menjadi jubir paling gagah dan paling berani. Ia mampu membakar semangat kaum muslimin dan menciutkan nyali Zionis beserta para pendukungnya. Nama dan sosoknya mendadak menjadi idola dan pahlawan baru yang dielu-elukan anak-anak muslim di seluruh dunia.
Bagaimana mungkin pasukan yang telah lama diblokade bisa begitu gagah menghancurkan pertahanan "Iron Dome" dan pongahnya militer Zionis? Taktik perang seperti apa yang digunakan sehingga mereka bisa begitu unggul dipeperangan jalur darat?
Taktik perang yang dilakukan Pasukan Al-Qassam ini sebenarnya bisa dijawab jika kita kembali mentadabburi sirah Peperangan Rasulullah.
Prof. Abdul Karim Zaidan pernah menuturkan perihal sunnatullah kemenangan. Menurut beliau, telah menjadi sunnatullah adanya gesekan antara kebenaran beserta pendukungnya dan kebatilan beserta pendukungnya. Namun, gesekan itu akan senantiasa berjalan sesuai dengan sunnatullah. Pihak terkuat yang memenuhi segala kriteria yang ada pada kemenangan, dialah yang akan menang. Diantara sebabnya adalah perlengkapan, jumlah pasukan, persiapan perang, mempelajari strategi perang, serta hal yang dibutuhkan lainnya.
Baca Juga : Menang dengan Kekuatan Minimal
Melalui tangan mereka, dengan izin Allah para pendukung kebatilan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Bahkan di dalam Al-qur'an Allah berfirman:
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan perantara tangan-tanganmu" – QS. at-Taubah : 14
Perangilah adalah kata yang menunjukkan aksi berupa pergerakan, sehingga sebagai seorang muslim memang tak layak jika hanya berpangku tangan mengharapkan orang lain yang membebaskan kebatilan atau hanya membebaskan kebatilan melaui teori-teori saja. Sungguh, kebenaran tidak akan tegak dan kebatilan tidak akan musnah dari kehidupan, kecuali dengan peperangan. Maka sangat jelas kebatilan hanya akan musnah ketika muslim berjuang dan berperang. Dan perjuangan itu hanya bisa didapat dengan sempurna ketika telah sempurnanya peribadatan kepada Allah. Setelah peribadatan sempurna maka Allah akan menghancurkan kebatilan melalui tangan-tangan muslimin.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!