Menang dengan Kekuatan Minimal

Menang dengan Kekuatan Minimal
Pengunjuk rasa Palestina mengambil posisi selama bentrokan dengan pasukan Israel di dekat pemukiman Yahudi / Mohamad Torokman (Reuters)

Bagaimana cara mengalahkan pasukan tempur Firaun yang kekuatanya luar biasa? Bagaimana Bani Israel bisa selamat dari kejaran Firaun? Mungkin hal-hal seperti itu pula yang dipikirkan orang jika hidup di era Nabi Musa. Tetapi ternyata kekuatan besar pasukan Firaun dapat dikalahkan hanya dengan air laut, bahkan dalam sekejap. Siapakah yang bisa memprediksi hal itu?

Jalut adalah sosok yang gagah perkasa. Badannya seperti raksasa. Talut yang kuat dan berilmu mencoba melawan dia. Padahal, Talut adalah sosok pemimpin pilihan Nabi kaumnya. Jika Talut tak bisa mengalah Jalut, lantas siapa lagi yang bisa mengalahkannya? Ternyata, Jalut yang perkasa dikalahkan oleh Daud yang berbadan kecil yang lincah, dengan hanya bersenjatakan katapel saja.

Bagaimana cara semut selamat dari pasukan Nabi Sulaiman yang terdiri dari Manusia, Jin, Burung, dan hewan tunggangan lainnya? Tak perlu seperti mereka. Cukup tetap menjadi semut saja. Cukuplah mengoptimalkan takdirnya. Masuklah ke terowongan tanah.  Maka, seluruh kekuatan di atas tanah tak bisa mengganggunya.

Mengalahkan sesuatu yang kuat tidak perlu dengan kekuatan yang sama. Tidak perlu juga dengan kekuatan yang melampauinya. Tetapi hanya butuh cara yang sangat berbeda. Metode yang berkebalikan ekstrim. Juga kekuatan yang berbeda.

Baca Juga : Gerakan Intelijen Para Nabi dan Rasul

Hamas melakukan sesuatu yang tak bisa atau “malas” dilakukan oleh penjajah Israel. Jika Israel mengandalkan teknologi super canggih, lantas apa yang bisa membuat teknologi super canggih tak berfungsi? Teknologi super canggih dikalahkan oleh teknologi zaman batu. Bisakah mental penjajah Israel diubah menjadi seperti di zaman batu? Inilah tantangan buat penjajah Israel. Hamas sangat mudah mengubah dirinya menjadi canggih. Namun sebaliknya, penjajah Israel tak memiliki mental untuk memasuki zaman batu.

Bagaimana para Nabi dan Rasul menghadapi kedurhakaan kaumnya yang memiliki kekuatan dan kekuasaan luar biasa? Sedangkan para Nabi dan Rasul ketika itu memiliki sedikit pengikut dan sering diejek sebagai kaum yang lemah tak berdaya? Secara logika, para pendurhaka tak bisa terkalahkan. Namun, senyatanya mereka hancur hanya oleh tanah, air, batu, hujan, petir, udara, dan apa-apa yang tak pernah diduga oleh nalar manusia.

Keluarga Ali Imran hanya menazarkan putrinya, Maryam, untuk mengabdi beribadah di Baitul Maqdis. Para Nabi dan Rasul hanya fokus menjalankan perannya untuk berdakwah. Saat pendurhaka ingin membunuh dan menghancurkan, para Nabi dan Rasul mempersilakan tipu daya mereka itu dilaksanakan, sedangkan para Nabi dan Rasul hanya bertawakal saja. Inilah syarat utama untuk memecahkan persoalan apa pun. Dengan cara ini, sumber daya dan infrastruktur kekuatan datang dengan sendirinya karena pertolongan Allah.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.