Abad 21 ada di tengah era globalisasi. Di abad ini, sebagian atau bahkan hampir semua aspek kehidupan bergantung pada teknologi. Di era ini, seluruh umat manusia sudah menyatu dengan perkembangan teknologi yang dari tahun ke tahun terus berkembang. Ada dampak positif dan negatif perkembangan tersebut terhadap pendidikan umat manusia. Khususnya pendidikan agama Islam dari orang tua terhadap anak di usia dini.
Pendidikan agama Islam dari kedua orang tua terhadap anak di usia dini dalam bahasa Arab biasa dikenal sebagai “Madrasatul Ula”. Sekolah pertama bagi seorang anak, sebelum ia masuk ke sekolah formal. Ini menjadi hal yang sangat penting. Sebab, di usia tersebut pembentukan karakter, tabiat, dan mental anak tersebut dimulai.
Namun, realita yang ada saat ini, khususnya di negeri kita tercinta, kebanyakan orang tua menganggap pendidikan terhadap anak-anak mereka cukup dilakukan di sekolah. Yaitu dengan menyekolahkan anak di sekolah formal yang jam belajarnya sejak pagi sampai siang atau bahkan sore. Padahal, ini tidak bisa menjadi patokan bahwa anak itu paham dan bisa mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat di bangku sekolah, wabil khusus ilmu agama.
Pendidikan tentang keislaman dimulai dari menanamkan aqidah yang kokoh, lalu membiasakan mereka dengan shalat 5 waktu di masjid, memiliki akhlak mulia, bertutur kata yang baik, pelajari siroh nabawiyah dan para sahabat, dan lain-lain. Untuk hal ini bisa kita lihat kembali pada pedoman kita sebagai seorang muslim, yaitu Al Qur’an dan As sunnah. Salah satu contoh yang ada di dalam Al Qur’an terdapat pada Surat Luqman. Allah SWT melalui firman-Nya di dalam Al Qur’an menggambarkan seorang yang saleh bernama Luqman yang sangat memperhatikan penanaman pendidikan Islam kepada anaknya di usia dini. Ini bisa kita lihat di Surat Luqman ayat 13 – 19.
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’." – QS. Luqman: 14
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." – QS. Luqman: 15
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." – QS. Luqman: 16
"(Luqman berkata): ‘Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." – QS. Luqman: 17
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri," – QS. Luqman: 18
"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” – QS. Luqman: 19
Dari ayat tersebut, kita sebagai orang tua bisa merenungkan kemudian mengambil hikmahnya serta berupaya semaksimal mungkin untuk mengaplikasikannya dengan memberikan penanaman pendidikan Islam yang terbaik kepada anak-anak kita, agar kelak mereka tetap mempertahankan keislaman mereka, di tengah perkembangan dunia dan pengaruh yang sangat kuat. Dengan pepatah yang biasa kita dengar, ”Anak Adalah cerminan Orang tua.”
Dan kelak di akhirat, kita sebagai orang tua akan dimintai pertanggung jawaban atas didikan yang telah diberikan kepada anak kita. Dan bisa kita temukan fakta bahwa Generasi Z atau milenieal sangat minim memiliki wawasan keislaman dibandingkan dengan pengetahuan mereka tentang game online atau trending medsos. Maka, penting untuk memperhatikan firman Allah SWT dalam Surat At Tahrim ayat 6.
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” – QS. At Tahrim:6
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!