M. Hilal Tri Anwari
Total 133 Artikel
Artikel Saya
Sumpah Pemuda dan Krisis Persatuan Substantif
Korupsi yang merajalela adalah pengkhianatan terhadap semangat Sumpah Pemuda. Para pemuda 1928 berkorban demi bangsa yang bersatu, merdeka dan bermartabat; sedangkan banyak politisi hari ini memerkaya diri di atas pelecehan terhadap amanah rakyat yang mereka wakili.
Artikel Lainnya
Guru Zuhdi dan Simpang Siur Perlindungan Anak di Sekolah
Hari Anak Nasional semestinya tak hanya soal melindungi fisik anak. Tetapi juga soal melindungi mentalitas mereka dari sikap malas, tidak disiplin, masa bodoh akibat dari dimanjakan secara berlebihan.
Tertangkapnya Maryoto, Buron 16 Tahun karena Korupsi Rp 37 Juta: Harus Sedih atau Bahagia?
Kasus Maryoto hanya menimbulkan kerugian yang relatif kecil, 37 juta Rupiah. Haruskah bersyukur atas tertangkapnya Maryoto? Atau meratapi penegakan hukum yang tumpul rasa keadilannya? Benarkah kita sedang menegakkan hukum tanpa tebang pilih?
Indonesia: Ketika Demokrasi Seiring Sejalan dengan Korupsi
Semua teori demokrasi seperti tak berlaku di rawa-rawa politik Indonesia. Terlalu banyak buayanya, sehingga demokrasi yang terlihat gegap-gempita itu senyatanya hanya prosedural belaka. Pemilu sekadar jadi ajang jual-beli suara.
“Anakku, Makan Siang Gratismu itu Mahal Banget...”
Ibu muda itu tak habis mengerti dengan kebijakan yang ia nilai aneh itu. Memberi makan anak adalah kewajiban orang tua. Mengapa pemerintah mengambil alihnya?
Adili Jokowi, Siapa Berani?
Aksi vandalisme “Adili Jokowi” tampaknya perlu dilihat lebih serius. Dilanjutkan konvoi “Adili Jokowi” di beberapa tempat. Setelah ramai berita tentang vandalisme dan konvoi Adili Jokowi, pesan serupa juga menjadi trending topic di platfom X . Siapa yang menjadi dirigen aksi “Adili Jokowi” itu?
Gas Melon dan Sopir Angkot
ESDM tak boleh berperilaku layaknya sopir angkot. Mengerem mendadak saat ada perintah penumpang, “Stop Bang..”, tanpa perhatikan rambu, apakah boleh berhenti atau tidak, langsung saja mobil dihentikan. Tentu tindakan ini membahayakan diri sopir, penumpang, dan dapat mengacaukan arus lalu lintas.
Ibarat Pagar Makan Kedaulatan!
“Ibarat pagar makan kedaulatan” menemukan momentum sejarahnya pada waktu-waktu ini. Pagar sepanjang 30 KM di pesisir Tangerang yang masih jadi teka-teki (padahal sudah jelas jawabannya) adalah momentum itu. Pasti ada udang di balik batu!