Riyadh - Beberapa waktu yang lalu tepatnya 12 Maret 2023, Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman mengumumkan peluncuran maskapai nasional baru yang bernama “Riyadh Air”. Maskapai nasional baru ini akan memanfaatkan lokasi geografis Arab Saudi yang strategis di antara tiga benua, Asia, Afrika, dan Eropa. Hal ini memungkinkan Riyadh menjadi pintu gerbang dunia dan tujuan global untuk transportasi, perdagangan, dan pariwisata.
Perusahaan maskapai ini didirikan oleh Public Investment Fund (PIF), sebuah lembaga pengelola investasi pelat merah yang memiliki tujuan mendorong investasi besar-besaran guna menggenjot perekonomian nasional Arab Saudi.
Riyadh Air dikepalai oleh Direktur PIF, Yasir Al-Rumayyan, sementara Tony Douglas ditunjuk sebagai CEO, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan melalui laman resmi perusahaan.
Beroperasi dari ibu kota Arab Saudi sebagai pusat bisnisnya, maskapai Riyadh Air diharapkan menambah $20 miliar produk domestik bruto non-minyak kerajaan, sekaligus menciptakan lebih dari 200.000 lapangan pekerjaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dilansir dari laman PIF,
“Maskapai penerbangan nasional yang baru ini mewakili investasi terbaru dari PIF di sektor penerbangan, bersama dengan masterplan Bandara Internasional King Salman yang baru saja diumumkan,”
PIF sebelumnya juga memiliki daftar program investasi besar yang di kenal dengan istilah "Giga Project". Program yang dirancang untuk menciptakan ekosistem dan sektor baru, yang mana keduanya sangat memungkinkan untuk mempromosikan teknologi dan pengetahuan di Arab Saudi.
“Riyadh Air akan berperan sebagai katalis untuk strategi transportasi dan logistik nasional saudi dan strategi pariwisata nasional dengan meningkatkan alternatif transportasi udara, meningkatkan kapasitas kargo, dan sebagai imbasnya akan mampu meningkatkan lalu lintas penumpang internasional,” dalam laman resmi maskapai Riyadh Air.
Melalui cuitan di twitter, Menteri Transportasi Arab Saudi Saleh Al-Jasser mengatakan, "maskapai baru ini adalah proyek terbaru dalam "Giga Project" yang akan mengkonsolidasikan posisi negara kita sebagai pusat penerbangan internasional dan pusat logistik global".
Peluncuran Riyadh Air juga bagian dari rencana PIF untuk memaksimalkan kemampuan industri dalam negeri serta mambantu kerajaan mencapai tujuan diversifikasi ekonomi. Lebih dari $600 miliar digelontorkan oleh Arab Saudi kepada PIF untuk melepaskan diri dari industri minyak.
Mengomentari peluncuran maskapai Riyadh Air, Menteri Pariwisata Saudi Ahmed Al-Khateeb menulis di Twitter, bahwa hal tersebut merupakan "terobosan besar" dan akan memberikan dorongan besar bagi sektor pariwisata kerajaan. Dia mengatakan peluncuran maskapai mendukung "tujuan kami untuk menerima 100 juta wisatawan dari seluruh dunia pada tahun 2030.”
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!