Seminar Internasional di Cianjur Gali Pemikiran dan Perjuangan KHR. Muhammad Nuh Bin Idris

Seminar Internasional di Cianjur Gali Pemikiran dan Perjuangan KHR. Muhammad Nuh Bin Idris
Seminar Internasional di Cianjur Gali Pemikiran dan Perjuangan KHR. Muhammad Nuh Bin Idris/ Foto Istimewa

Ruh perjuangan KHR. Muhamad Nuh bin Idris masih hidup dan relevan hingga saat ini.‎Di antaranya adalah visi KHR. Muhammad Nuh untuk mendidik generasi penerus agar kompetitif, unggul, dan santun.

Hal itu mengemuka dalam Seminar Internasional bertema "KHR. Muhammad Nuh Bin Idris: The Founder of Madrasah Al-I’anah Cianjur (Geneology and Role Models Integrated on Ulama, Scientific, Shufism & Islam Politic Movement in Indonesia) (1912–1966)". Acara yang sukses diselenggarakan di kampus STAIS Al Azhari Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (27/9/2025), tersebut menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan internasional, serta akademisi dan praktisi pendidikan yang berkomitmen pada pengembangan ilmu dan kaderisasi umat.

Hadir dalam seminar tersebut antara lain sesepuh Banu Nuh, KH Pupung, M.Pd; Pembina Yayasan Alianah, Abdul Halim, M.Pd; Ketua Yayasan Alianah, Sudrajat Laksana, M.I.Kom; serta Ketua STIS Al Azhari, Dr. Dadang Muttaqien, M.Pd, yang menegaskan arah strategis kampus dalam menyiapkan generasi unggul.

Hadir pula Nunu A. Hamijaya, penulis buku KHR. M. Nuh Bin Idris;  dr. Nazmah  Nurislami, S.Ked, M.Kes, AAM (Istri Bupati Cianjur yang hadir dalam kapasitasnya sebagai Bunda Literasi Cianjur); serta narasumber dari kalangan akademisi ternama, semisal Dr. Muflich Hasbulloh (UIN Bandung); Dr. Makmur Harun (University Utara Malaysia); Dr. Euis, M.Pd; Dr. Wati, M.Pd; dan Dr. Masfuroh, M.Pd.I. Tiga nama yang disebut belakangan adalah dosen STAIS Al Azhari.

Kajian Etika dan Peradaban Soroti Pengetahuan dan Kuasa dalam Tinjauan Budaya dan Politik
Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC) menyelenggarakan Kajian Etika dan Peradaban (KEP) bertema “Pengetahuan dan Kuasa (Knowledge and Power: Tinjauan Budaya dan Politik)” di Ambhara Hotel, Jakarta.

Seminar Internasional tersebut menyoroti aspek genealogi, keteladanan, dan integrasi peran KHR. Muhamad Nuh bin Idris dalam empat dimensi penting, yaitu:

1. Ulama dan Keilmuan, yaitu jejak beliau dalam mengembangkan pendidikan Islam, penyusunan kitab, dan penguatan tradisi intelektual pesantren.

2. Tasawuf (Sufism), tentang peran beliau dalam membangun spiritualitas umat melalui pengamalan sufistik yang membumi.

3. Gerakan Politik Islam, yaitu kiprah beliau dalam memerjuangkan Islam di ranah sosial-politik Indonesia.

4. Keteladanan Generasi, yaitu warisan nilai dan pemikiran beliau yang relevan untuk membentuk kader mujahid unggul di era global.

Seminar tersebut diharapkan menjadi momentum penting untuk menggali kembali khazanah pemikiran dan perjuangan KHR. Muhammad Nuh Bin Idris, sekaligus menjadikan warisan beliau sebagai inspirasi dalam pembangunan keilmuan, kepemimpinan, dan pergerakan Islam kontemporer.

Seminar ini menghasilkan komitmen bersama untuk mengembangkan inovasi pendidikan, riset, dan gerakan kaderisasi berbasis nilai-nilai Islam. Selanjutnya, hasil seminar diharapkan menjadi pijakan bagi Institut Agama Islam Al Azhari dalam memerkuat perannya sebagai pusat keunggulan pendidikan Islam dan melahirkan kader mujahid bidang ilmu saus dan calon praktisi yang berdaya saing global. Acara tersebut didukung oleh Yayasan Perguruan Al Ianah, STAIS Al Azhari, dan Penerbit Pusbangter.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.