Resensi: Misteri Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib

Resensi: Misteri Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib
Ilustrasi Buku Misteri Kelam Islam oleh Ichsan / Sabili.id

Judul Buku : Misteri Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib

Penulis: DR. Majid Irsan Al Kilani

Penerjemah : Asep Sobari, Lc. & Amaluddin, Lc., MA.

Buku yang berjudul asli, هكذا ظهر جيل صلاح الدين و هكذا عادت القدس"” adalah buku yang sangat menginspirasi saya secara pribadi untuk mengatakan bahwa kita harus selalu menghidupkan harapan akan kejayaan islam. Dalam buku ini diceritakan bagaimana lahirnya generasi  fenomenal yang berhasil membebaskan Al-Quds dibawah kepemimpinan Salahuddin al-Ayyubi.

Salah satu yang menarik adalah paparan penulis bahwa lahirnya sang tokoh pembebas, Salahuddin al-Ayyubi ternyata tidaklah lahir secara instan, namun melalui proses panjang. Dimulai sejak dibentuknya madrasah-madrasah di Irak dan Syam oleh Abu Hamid al-Ghazali lalu dilanjutkan oleh ulama-ulama setelahnya. Sebuah kerja peradaban lintas generasi.

Kalau diperhatikan lebih dalam, terdapat kesamaan kondisi antara generasi hari ini dengan kondisi generasi ketika lahirnya Salahuddin al-Ayyubi. Era dimana kondisi masyarakat dalam kondisi terpuruk dari segala sisinya. Kemiskinan yang tersebar luas, pemimpin yang tidak peduli terhadap rakyatnya, menjamurnya pemikiran sesat hingga maraknya ulama suu’ yang hobi menjilat kekuasaan sehingga rakyat kehilangan pemandu dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Baca juga : Resensi: Melahirkan Pemimpin Masa Depan

Ditengah titik nadir itulah, muncul gerakan islah (pembaruan-red) yang dipelopori oleh ulama-ulama hanif, salah satunya al-Ghazali. Madrasah yang dirintisnya mampu melahirkan sosok sekaliber Nuruddin az-Zanki dan Salahuddin al-Ayyubi, dengan segala masa lalunya yang lalai terhadap agama hingga sadar akan pentingnya hidup secara islami. Kekuatan madrasah yang al-Ghazali rintis terletak pada sistem dan proses pembelajaran, serta sinergi dengan madrasah lain.

Inisiator gerakan islah tentunya tidak terbatas pada kedua sosok tersebut, karena dalam buku ini disebutkan bahwa generasi Salahuddin adalah generasi hasil pendidikan yang matang. Keberhasilannya merebut al-Quds dari tangan penjajah adalah buah dari amal jama'i’ seluruh potensi ummat islam lintas profesi, bukan semata-mata karena ketokohan kedua pahlawan islam tersebut walaupun merekalah yang memimpin para pasukan islam untuk menelusuri jalan kemenangan tersebut.

Kisah bangkitnya generasi Salahuddin al-Ayyubi sekali lagi mengajarkan kita bahwa harapan akan kebangkitan islam yang dirasakan (al-hiss) dan disadari secara sosial (wa’yul ijtimai’) dan yang di praktekkan (ath-thatbiq) secara terorganisir dan saling bersinergi dapat membawa perubahan yang besar terhadap kejayaan islam. Maka dari itu sebenarnya perubahan itu tidak akan pernah lahir tanpa usaha yang serius dan harus segera dimulai untuk merintis kebangkitan itu sendiri.

Sebagaimana firman Allah:

..اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ..
Sesungguhnya Allah tidak merubah suatu kaum sehingga mereka mau merubah diri mereka sendiri. – QS. Ar Ra’ad:11

Buku ini berhasil menganalisa secara mendalam dan menyeluruh sebab-sebab kemunduran dan kejayaan yang terjadi pada saat itu. Sehingga buku ini layak dibaca oleh para guru, pemimpin, pemuda islam, dan seluruh kaum muslimin yang mendambakan perubahan atas kondisi ummat yang berada diambang keputusasaan ini.


Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.