Usamah Thaha

Seorang mantan komandan militer Zionis Israel mengatakan, tentaranya memberikan angka “palsu” tentang kematian Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza. Ia menyatakan, angka itu jauh lebih rendah daripada yang dipublikasikan.

Pada saat yang sama, negosiasi mengenai perpanjangan gencatan senjata dan pembebasan lebih banyak sandera yang ditahan oleh kelompok-kelompok pejuang Palestina akan terus berlanjut.

Perang antara Zionis Israel dengan Pejuang Hamas yang telah berlangsung dalam kurun waktu sepuluh minggu di Gaza adalah perang paling berdarah yang pernah terjadi. Hal itu dikatakan Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (METI), Saito Ken, menyaksikan penanda tanganan perjanjian penerapan AZEC di Kantor METI di Tokyo, 18 Desember 2023.

Kasus Covid-19 (Corona Virus Desease 2019) merebak lagi. Seminggu terakhir ditemukan ratusan kasus Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya. Sekitar 90 persen kasus positif Covid-19 di Jakarta tidak menunjukkan gejala atau menunjukkan gejala ringan.

Warga Palestina menceritakan, tentara Zionis Israel menjelajahi rumah demi rumah dengan membawa anjing dan dengan pengeras suara meminta orang-orang yang ada di dalam untuk keluar. Ia berkata, melihat puluhan mayat minggu lalu saat perjalanan dari Gaza ke perbatasan selatan dengan Mesir.

Gerakan Hamas merupakan salah satu gerakan perlawanan yang paling keras perlawanannya terhadap Zionis Israel. Hamas muncul dari organisasi Islam transnasional, Ikhwanul Muslimin, di Palestina, dan peluncurannya bertepatan dengan pecahnya Intifada Pertama pada 9 Desember 1987.