Hakikat Perang

Hakikat Perang
Photo by Stijn Swinnen on Unsplash
وَلَنۡ تَرۡضٰى عَنۡكَ الۡيَهُوۡدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡ‌ؕ قُلۡ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الۡهُدٰى‌ؕ وَلَٮِٕنِ اتَّبَعۡتَ اَهۡوَآءَهُمۡ بَعۡدَ الَّذِىۡ جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِ‌ۙ مَا لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا نَصِيۡرٍ(120)0

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang terhadapmu sampai kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu. – QS. Al Baqarah:120

Berbicara tentang tipu daya dan makar-makar yang dihadapi Islam adalah suatu pembicaraan panjang, berliku, dan banyak ragamnya. Ketika cahaya pemerintahan Islam mulai bersinar di Madinah, kecemburuan kaum Yahudi semakin menjadi. Bukan karena merasa risih dipimpin oleh kaum muslimin, tetapi kedengkian itu memang sudah menjadi karat dalam hati mereka, disebabkan Rasul yang terakhir bukan dari keturunan mereka.

Ayat di atas menjelaskan bagaimana kedengkian orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap Islam dan kaum muslimin. Dan kebencian itu akan terus berlanjut hingga dunia menjadi gepeng.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani senantiasa akan memerangi engkau. Mereka tidak akan mau berdamai dengan engkau. Mereka tidak suka dengan engkau. Kecuali jika engkau menyimpang dari perkara ini, kecuali jika engkau meninggalkan kebenaran ini, kecuali jika engkau melepaskan keyakinanmu ini, lalu engkau mengikuti kesesatan, kesyirikan, dan pemikiran jahat yang ada pada mereka.

Itulah hakikat asli yang tidak dapat ditawar-tawar. Sekaligus bukti kebenaran engkau, yang juga tidak dapat ditawar-tawar. Bukti bahwa apa saja yang datang dari Allah kepada engkau adalah haq. Apa pun saja yang engkau tawarkan kepada mereka dan betapapun engkau menginginkan mereka, semua tak akan menjadikan mereka rela, kecuali jika kamu mau mengikuti agama mereka dan meninggalkan agamamu yang haq.

Baca juga: Sabili: Perjalanan dari Tepian ke Pusat Perubahan

Itulah harga mati yang senantiasa kita saksikan kebenarannya pada setiap tempat dan waktu. Ini adalah ideologi mereka. Inilah hakikat peperangan yang dilancarkan Yahudi dan Nasrani terhadap umat Islam di setiap masa dan di bumi manapun juga. Itu perang aqidah yang selalu menyala, membakar pasukan yang tak jarang bentrok antara satu dengan lainnya, atau antara partai dari salah satu di antara keduanya, akan tetapi keduanya selalu bersama-sama di medan pertarungan ketika melawan Islam.

Ini perang aqidah menurut isi dan hakikatnya. Tetapi kedua musuh bebuyutan itu memerangi Islam dan kaum muslimin dengan bermacam-macam warna, dan menaikkan bendera yang beraneka ragam, dalam kebusukan, makar, dan tipu muslihat. Mereka sudah mengalami bagaimana gigihnya kaum muslimin mempertahankan agama dan aqidahnya ketika mereka memeranginya atas nama aqidah. Hingga mereka kemudian memutar haluan dan mengganti bendera peperangan, dan tidak memproklamasikan perang atas nama aqidah lagi, yang pada hakikatnya karena takut pada kekuatan aqidah dan getarannya – lalu mereka mengumumkan peperangan mereka atas nama bumi, ekonomi, politik, militer, dan sebagainya. Mereka menanamkan pengaruh ke dalam pikiran orang-orang yang tertipu dan orang-orang yang lalai di kalangan kita, bahwa cerita aqidah itu sudah kuno dan tidak ada artinya, dan tidak boleh panji-panjinya dinaikkan lagi, dan tidak boleh lagi aqidah dibawa ke medan peperangan.

Itulah sifat orang-orang pembangkang dan fanatik. Hal itu dimaksudkan agar mereka aman dari tentara aqidah dan kegigihannya, sementara mereka memantapkan diri mereka dengan Zionisme, Salibisme, dan Komunisme Internasional. Seluruhnya mengancam perang. Tetapi di balik itu adalah untuk menyingkirkan batu besar yang kokoh ini (aqidah) dimana mereka telah lama sekali menumbuknya, dan semuanya bersepakat untuk menghancurkannya.

Ini adalah perang Aqidah. Bukan perang bumi dan bukan perang ekonomi. Bukan juga militerisme, dan bukan seluruh lambang-lambang palsu lainnya. Tetapi mereka telah mengelabui kita untuk maksud- maksud yang terpendam di dalam dada mereka, agar kita tertipu oleh hakikat perang dan sıfatnya, sehingga kita benar-benar tertipu. Maka janganlah kita mencela Allah, tetapi celalah diri kita sendiri, dimana kita sudah menjauh dari pengarahan Allah dan Nabi- Nya SAW. Dan kepada umatnya, dalam hal ini adalah apa yang diperintahkan Allah dengan firman-Nya:

Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha sebelum engkau mengikuti agama mereka.

Itulah harga mati yang mereka kehendaki. Sedangkan yang lainnya hanyalah taktik dan isapan jempol belaka.

Baca juga: Mewaspadai Ulah Kaum Munafik

Tetapi perintah yang pasti dan pengarahan yang benar adalah dari Allah. Singkat dan ringkas, “petunjuk Allah itu petunjuk yang benar! Tidak ada yang disangkal dari petunjuk-Nya, dan tidak ada keraguan di dalamnya, tidak ada ketinggalan padanya. Maka camkanlah, dan waspadalah. Jangan sampai kamu cenderung kepada petunjuk mereka, dan percaya kepada mereka. Jangan silau terhadap persahabatan mereka, atau kecintaan mereka, hingga kamu menyimpang dari hidayah Allah.

Jika engkau menuruti keinginan mereka sesudah mendapatkan ilmu ini, Allah tak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu.

Dengan peringatan yang menakutkan ini, dengan putusan yang pasti ini, dan dengan ancaman yang mengerikan ini bagi Nabi-Nya, kekasih-Nya yang mulia, semuanya menunjukkan kebesaran urusan ini.

Jika kamu menuruti mereka, maka itu adalah hawa nafsu. Kamu tidak kekurangan hujjah dan cukup pula bukti untuk menguatkan hakikat ini. Semuanya jelas dan tegas.

Di atas mahligai Islam yang agung, hempasan makar dan persekongkolan musuh-musuh Islam tersebut hancur mencair, sementara pekik suara langit menggema ke seluruh jagad raya:

Apakah mereka hendak melakukan tipu daya? Sedang orang-orang kafir itulah yang tertipu. Apakah mereka memiliki Tuhan selain Allah, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Kalau mereka melihat sepotong benda yang jatuh dari langit, mereka berkata: Itulah awan yang berkelompok. Biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari kematiannya. Pada waktu dimana tipu dayanya tidak lagi bermanfaat dan tidak memberikan pertolongan. Dan sungguh orang-orang zalim itu akan mendapat siksaan selain itu (di dunia), namun kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. Maka bersabarlah dengan hukum takdir Rabbmu (Muhammad), maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu ketika kamu bangun berdiri. Dan bertasbihlah kepada-Nya hari dan di waktu terbenam bintang-bintang pada beberapa saat di malam di waktu fajar.” – QS. At Tur:42-49

Wallahu a'lam bishawab.

Artikel ini disadur dari Majalah Sabili No. 01/TH. V 6-9 September 1992


Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.