YPSP Kutuk Serangan Zionis Israel Sasar Gereja dan Warga Sipil di Gaza

YPSP Kutuk Serangan Zionis Israel Sasar Gereja dan Warga Sipil di Gaza
Sekitar 200 tenda didirikan awal pekan ini di Khan Younis untuk warga Palestina yang meninggalkan rumah mereka / Ashraf Amra (Al-Jazeera)

Direktur YPSP, Dr. Ahed Abo Al-Atta, menegaskan, penargetan rumah ibadah semisal gereja dan rumah sakit, serta tempat perlindungan warga sipil yang tidak bersalah, sehingga jatuh korban terutama anak-anak dan perempuan, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan. Akitifis asal Gaza, Palestina, itu mengingatkan bahwa serangan Israel yang berulang terhadap tempat-tempat suci mereka, adalah garis merah yang tidak dapat diterima oleh Bangsa Palestina.

“Serangan bom Pendudukan Israel yang menargetkan Gereja Santo Porphyrius di Gaza adalah ‘kejahatan perang’ yang menambah deretan kejahatan pendudukan terhadap warga Palestina dan tempat ibadah,” tegas Ahed.

Ahed menyebut serangan Zionis yang menyasar salah satu gereja tertua di dunia tersebut telah membunuh sedikitnya 18 orang warga sipil dan menimbulkan puluhan korban lainnya luka-luka. Korban sipil banyak, karena di sana ada sekitar 500 warga sipil yang terdiri dari anak-anak, perempuan, dan orang tua, yang berlindung di dalam gereja tersebut. Ahed menjelaskan, agresi Zionis Israel ke Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023 lalu telah mengakibatkan lebih dari 4.000 warga sipil terbunuh dan lebih 1.300 orang masih tertimbun di bawah puing-puing rumah mereka.

Ahed menambahkan, selain itu, lebih dari 13.000 orang terluka. Sejumlah 65% dari korban agresi Zionis Israel tersebut adalah anak-anak dan perempuan.

Memasuki hari ke-14, menurut Ahed, pesawat tempur Zionis Israel terus menggempur rumah-rumah warga di berbagai wilayah Gaza, menyerang warga sipil saat mereka tidur, dan terdapat 22 pembantaian tambahan yang terjadi di kamp pengungsian Jabalia, Beit Lahia, Kota Gaza, dan Khan Yunis. Salah satu puncaknya adalah serangan ke Gereja Santo Porphyrius Ortodoks Yunani di Gaza, yang menampung ratusan pengungsi Kristen dan Muslim.

Baca Juga : Indonesia Kutuk Serangan Zionis Israel terhadap Rumah Sakit Al Ahli

Perlu diketahui, setengah penduduk Gaza kini menjadi pengungsi. Lebih dari satu juta warga yang terusir, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan tinggal di sekolah-sekolah UNRAW dengan kondisi kemanusiaan yang sangat buruk, karena kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar. Hal ini menurut Ahed disebabkan oleh isolasi kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa dan setengah dari jumlah itu adalah anak-anak. Isolasi itu mencakup pemadaman listrik, air, pembatasan bantuan kemanusiaan, serta blokade penuh atas wilayah Gaza.

Selain semua kejahatan dan isolasi itu, pendudukan Zionis terus membabi buta, menyerang dengan brutal menggunakan ribuan ton bahan peledak dan senjata yang dilarang secara internasional, ke Gaza yang luasnya hanya 360 kilometer persegi. Tujuan utamanya, tegas Ahed, adalah membunuh dan menghancurkan warga sipil serta membalas dendam kepada warga sipil, memaksa mereka hidup dalam kondisi bencana kemanusiaan yang tak terbayangkan, dan ini adalah genosida serta kejahatan terencana terhadap kemanusiaan.

Berpijak dari itu, maka YPSP mengajak semua organisasi internasional yang peduli kepada hak asasi manusia, terutama hak anak-anak dan perempuan, untuk meningkatkan upaya mereka memberikan perlindungan internasional dan segala bentuk dukungan kemanusiaan bagi anak-anak dan perempuan. Tujuannya untuk memastikan kehidupan dan martabat kemanusiaan mereka terjaga dengan baik.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.