Amerika Gagal Bayar Hutang, Dollar AS Tamat?

Amerika Gagal Bayar Hutang, Dollar AS Tamat?
Photo by Jp Valery / unsplash.com

Pertama kalinya dalam sejarah, Amerika terancam gagal bayar utang alias default. Hal itu ditegaskan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen bahwa uang tunai yang dimiliki oleh Pemerintah Federal AS tidak cukup untuk membayar kewajiban utangnya. Dalam sebuah surat yang ia kirimkan kepada ketua DPR dari Partai Republik, Kevin Mc Carthy pada Senin 1 Mei lalu,  “kami memperkirakan pada 1 Juni nanti pemerintah AS akan mengalami default (gagal bayar utang) jika kongres tidak menaikkan plafon utang negara”.

Yellen mendesak kongres untuk mengambil langkah cepat guna menghindarkan AS dari bencana moneter. Dalam sistem tata negara federal Amerika, kewenangan menaikkan plafon utang negara ada di tangan kongres yang merupakan gabungan dari DPR dan Senat AS. Sebagaimana diketahui, utang AS saat ini 31,4 triliun dollar AS atau setara 461.000 triliun rupiah (kurs Rp 15.000). Nilai utang tersebut setara 125% PDB AS dan telah melampaui pagu utang negara yang diperbolehkan oleh kongres AS.

Kondisi tersebut diperparah dengan konflik tajam antara Partai Republik dan Partai Demokrat di kongres Amerika. Keduanya tidak mencapai kata sepakat terkait menaikkan plafon utang negara.

Partai republik yang jumlahnya mendominasi DPR AS bersikukuh bahwa menaikkan plafon utang bukanlah solusi terbaik, tetapi harus dibarengi dengan penghematan besar-besaran belanja negara, hal itu ditentang oleh Partai Demokrat yang menguasai pemerintahan. Adapun Joe Biden ngotot bahwa pemerintah federal baru akan membahas penghematan anggaran setelah kongres menyetujui kenaikan plafon utang.

Di dalam negeri, gagal bayar utang AS minimalnya berdampak pada pengeluaran rutin pemerintah. Seperti gaji pegawai federal dan militer aktif yang jumlahnya mencapai 1,4 juta orang. Juga tunjangan untuk program dana sosial yang mencakup para pensiunan, pekerja cacat dan lainnya yang mencapai 66 juta orang. Kondisi ini juga akan memukul ekonomi AS sehingga menciptakan gelombang pengangguran yang berujung pada ambruknya pasar saham AS.

Dollar AS akan Tamat?

Sebuah laporan pada laman “The Conversation” yang berbasis di Australia menganalisa bahwa gagal bayar utang AS akan memberi pukulan telak bagi dollar AS. Laporan yang ditulis oleh Michael Humphries, wakil ketua Departemen Administrasi Universitas Touro, memaparkan kala isu gagal bayar utang AS menyeruak pertama kali pada agustus 2021 lalu berefek kepada penurunan kredit negara secara signifikan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sehingga hal itu merusak posisi keuangan AS dan membuat rugi banyak orang.

Michael yang juga pakar ekonomi itu melanjutkan bahwa gagal bayar utang AS kali ini akan meluluh lantakkan posisi dollar AS dari hegemoni mata uang dunia. Hal itu memaksa pemerintah dan perusahaan membayar utangnya dengan mata uang lain.

Di saaat yang sama, kondisi tersebut adalah angin segar bagi Yuan Tiongkok, yang merupakan rival utama dollar AS. Meski secara hitungan di atas kertas, mata uang eurolah yang akan mendominasi menggantikan dollar AS tapi hal itu menguatkan posisi Tiongkok, tidak hanya dengan menempatkan mata uang yuan sebagai mata uang terkuat kedua di dunia, tapi juga secara politik.

Sebagaimana diketahui sebelumnya Tiongkok bersama Brasil, Rusia dan India tergabung dalam BRIC menyepakati mata uang Yuan sebagai satuan hitungan global. Langkah ini adalah bukti kongkret dehegominsasi AS dan dollar AS. Bahkan program petro-yuan yang digagas Tiongkok sebelumnya juga dimaksudkan untuk menghajar habis hegemoni AS dan dollar AS dalam perdagangan global.

Sumber : Reuters, France 24, Al Jazeera, the conversation, dll

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.