Enam Puluh Sembilan Tahun Genosida Uighur

Enam Puluh Sembilan Tahun Genosida Uighur
Pagar pembatas pusat pendidikan keterampilan kejuruan di Dabancheng, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang / Thomas Peter, Reuters 

Hari Sabtu, 25 September 1954, sebuah organisasi paramiliter bernilai miliaran dolar yang disebut Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC) didirikan. Entitas yang pada dasarnya bersifat kolonial itu didirikan tahun 1954 dengan tujuan untuk meningkatkan populasi Han di tanah Uighur. Alih-alih mengusung “pengembangan wilayah” dan “mendorong persatuan etnis”, tetapi pada kenyataannya saat ini kedua hal tersebut tidak sesuai dengan gagasannya.

Pada kenyataannya, “kemakmuran ekonomi” XPCC dikembangkan untuk memberikan manfaat bagi sistem rezim Komunis Tiongkok. Korporasi yang juga dikenal sebagai Bingtuan itu secara langsung dan tidak langsung telah mengelola 862.600 perusahaan dan beroperasi di 147 negara, termasuk Amerika dan Inggris.

Hal itu berjalan di bawah otoritas langsung pemerintah Partai Komunis Tiongkok di Beijing. XPCC telah melayani proses militerisasi, sekuritisasi, gentrifikasi, diskriminasi, dan pengusiran warga Uighur. Mereka sebagian besar telah mampu mencapai misi Sinifikasi (juga disebut Sinicisasi) dengan memfasilitasi migrasi massal etnis Han Tiongkok ke Turkistan Timur.

Sinifikasi atau sinicisasi adalah penerapan budaya, bahasa, norma masyarakat, dan identitas etnis Han Tionghoa pada masyarakat non-Tionghoa. Sinifikasi yang juga disebut Sinofikasi, Sinoisasi, Sinisisasi, Cinaisasi atau Hanisasi adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat non-Tionghoa berada di bawah pengaruh budaya Tionghoa, khususnya budaya dan norma-norma kemasyarakatan dinasti Han.

Baca Juga : Omer Kanat: Menyikapi Pengekangan Hak Muslim Uighur

Di lansir dari situs Islam21c.com, Laura Murphy yang adalah Profesor Hak Asasi Manusia dan Perbudakan Kontemporer di Pusat Keadilan Internasional, Helena Kennedy di Universitas Sheffield Hallam, menggambarkan organisasi tersebut. “Tujuan utama XPCC adalah untuk mengontrol, mengintimidasi, membubarkan, dan pada akhirnya menghancurkan masyarakat Uighur hingga tidak ada lagi yang tersisa dari budaya mereka,” ulasnya.

Bagaimana hal itu memungkinkan genosida terhadap warga Uighur dan Muslim Turki lainnya di Turkistan Timur? Ada beberapa aspek. Berikut ini beberapa aspek tersebut.

Gentrifikasi.

XPCC telah melakukan upaya urbanisasi secara cepat melalui pembangunan kota-kota baru dalam skala besar yang secara efektif menyingkirkan dan mengusir warga Uighur. Secara serempak, PKT tidak hanya berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan kota-kota ini, namun juga mensubsidi perumahan yang terjangkau di sana bagi para imigran Han. Dengan cara ini, populasi Uighur semakin terkuras oleh pemukiman yang baru.

Pejabat XPCC mengklaim telah menciptakan lebih banyak “lapangan kerja dan peluang” di wilayah tersebut. Namun kenyataannya, hal itu membuat warga Uighur bersaing untuk mendapatkan tanah, mineral, air, investasi, dan sumber daya lainnya. Strategi ini secara efektif telah mengubah demografi Turkistan Timur dengan meningkatkan populasi Han, serta memaksa warga Uighur dan kelompok Turki lainnya menjadi minoritas di wilayah mereka sendiri.

Pengawasan dan Militer.

XPCC terkenal karena mengirimkan militer untuk berpatroli di distrik-distrik, dan menggunakan kekuasaan mereka untuk memantau dan mengawasi warga. Di tahun 2013, dilaporkan bahwa Turkistan Timur memiliki jumlah unit polisi “anti-teroris” terbesar di bawah komando XPCC. Mereka mampu menindas warga Uighur melalui langkah-langkah keamanan, semisal memantau aktivitas di dalam dan di luar rumah.

Beberapa metode juga mencakup pemindaian wajah, aplikasi telepon, kamera pengintai, sistem pembacaan kode yang ditempatkan di pintu rumah, dan masih banyak lagi sistem gaya Orwellian. “Orwellian” adalah kata sifat yang menggambarkan situasi, ide, atau kondisi masyarakat yang menurut George Orwell diidentifikasi sebagai hal yang merusak kesejahteraan masyarakat yang bebas dan terbuka.

Ruth Ingram, seorang peneliti yang telah menulis untuk sejumlah publikasi di seluruh dunia termasuk The Diplomat dan Guardian Weekly, mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh majalah Bitter Winter, “Mereka yang tidak diinternir, hidup di bawah sorotan pengawasan dan jaringan pengadu di lingkungan sekitar, teror dari penganut agama apa pun, mengetuk pintu pada tengah malam, menghilangnya akademisi, penulis, teman, dan komunitas, dicekam oleh ketakutan akan apa yang terjadi. Besok mungkin akan terjadi.”

Pemindahan dan Pembongkaran.

Pihak berwenang, Bingtuan, bertanggung jawab atas ratusan pembongkaran ilegal terhadap rumah-rumah Uighur dan pembongkaran “masjid-masjid yang tidak berizin”. Mereka secara strategis menargetkan daerah pedesaan serta rumah-rumah yang terletak di wilayah yang diperuntukkan bagi perluasan. Petani yang memprotes penghancuran rumah mereka sering ditangkap dan dikenakan sanksi keras.

Baca Juga : Syaikh Haitham Al Haddad Menelaah Kemenangan Erdogan

Kerja Paksa.

XPCC memperoleh keuntungan terbesar setelah Tiongkok mulai mengeksploitasi tenaga kerja murah. Organisasi ini kemudian menjadi organisasi yang diakui secara internasional.

Kapas.

Entitas paramiliter baru-baru ini berada di bawah pengawasan Amerika Serikat (AS) karena terkait dengan kerja paksa Uighur. Sebab, terbukti bahwa orang-orang dari daerah pedesaan di Turkistan Timur bagian selatan telah dikirim secara paksa untuk bekerja di perusahaan kapas, salah satu komoditas yang paling menguntungkan bagi negara tersebut.

Bumbu.

Fakta yang kurang diketahui adalah, XPCC mengekspor 17 persen saus tomat dunia. Produk-produk ini merupakan investasi luar negeri yang berfungsi sebagai sarana bagi Bingtuan untuk berinteraksi dengan perusahaan asing dan pemerintah di seluruh dunia.

Pakaian dan Komputer.

Ketika pasar global gagal melakukan uji tuntas terhadap rantai pasoknya, hal ini akan menempatkan mereka pada risiko terlibat dan menjadi pemicu terjadinya genosida. Merek-merek besar di Inggris, AS, dan Jepang, pada sebuah laporan bulan Februari 2020 yang diterbitkan oleh Australian Strategic Policy Institute (ASPI), mengidentifikasi negara-negara tersebut sebagai pihak yang menerima manfaat dari eksploitasi kerja paksa kaum Uighur. Merek-merek tersebut termasuk nama-nama terkenal semisal Apple, Nike, Zara, Uniqlo, Samsung, dan banyak lagi. (Sumber: https://www.aspi.org.au/report/uyghurs-sale)

Kamp Konsentrasi.

PKT dan rekan-rekannya di XPCC bertanggung jawab atas pendirian fasilitas penahanan yang berkontribusi terhadap genosida warga Uighur di Turkistan Timur. Bingtuan menjalankan fasilitas penjaranya sendiri dan secara rutin menggunakan tahanannya sebagai buruh. Para tahanan disuruh mengambil bagian dalam pembangunan kamp konsentrasi ini.

Dunia Usaha Harus Berbuat Lebih Baik.

Memahami peran XPCC membawa kita untuk memahami sistem penganiayaan dan genosida yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh PKT terhadap warga Uighur dan Muslim Turki lainnya. Sebagai mekanisme utama yang memungkinkan terjadinya genosida, perusahaan harus benar-benar melakukan pemeriksaan uji tuntas yang tepat untuk memastikan rantai pasokan mereka tidak tercemar oleh kerja paksa Uighur yang didukung oleh XPCC.

(Sumber: islam21c.com)

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.