Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali mengirimkan ultimatum keras terhadap agresi Israel di Jalur Gaza. Di dalam pernyataan terbarunya yang dikeluarkan dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan di ibu kota Turki, Ankara, Selasa (8/4/2025), Erdogan menegaskan bahwa Israel harus segera menghentikan kejahatan perang mereka di Gaza dan kembali kepada mekanisme gencatan senjata demi menyelamatkan nyawa warga sipil yang tak berdosa.
“Israel harus menghentikan kejahatannya di Gaza dan kembali kepada gencatan senjata,” tegasnya.
Penjajah menyerang petugas medis dan pertahanan sipil di Gaza. “Kami telah menyaksikan bagaimana penduduk Gaza dibombardir, termasuk petugas medis dan pertahanan sipil yang menjadi sasaran serangan, sebuah tindakan yang tidak dapat diterima dalam hukum internasional dan kemanusiaan,” tegas Erdogan.
Di dalam kesempatan itu pula, Presiden Erdogan juga menegaskan posisi negaranya tak berubah dalam memberikan dukungan kepada bangsa-bangsa yang tengah menghadapi krisis. Khususnya di kawasan Timur Tengah.
“Kami akan selalu berada di sisi rakyat kami di Gaza, Suriah, dan Lebanon,” tegasnya.

Lebih jauh, Erdogan memeringatkan ambisi Israel yang ia sebut berupaya menggambar ulang peta kawasan demi kepentingan geopolitik sempit mereka. Menurut dia, upaya semacam itu tidak akan berhasil.
“Tujuan Israel untuk menggambar ulang peta kawasan tidak akan tercapai. Dunia kini menyaksikan dan rakyat kawasan ini tidak akan tinggal diam,” katanya.
Turki juga kembali menegaskan komitmen jangka panjang mereka terhadap rakyat Suriah. “Kami akan terus bersama saudara-saudara kami di Suriah hingga tercapainya stabilitas dan perdamaian di tanah mereka,” imbuh Erdogan.
Pernyataan-pernyataan Erdogan tersebut menegaskan posisi Turki sebagai salah satu negara yang konsisten bersuara lantang terhadap pelanggaran hak asasi manusia di kawasan. Sekaligus juga menegaskan peran aktif Ankara dalam mendorong solusi politik dan kemanusiaan di wilayah yang dilanda konflik.
Sejak 7 Oktober 2023, tentara penjajah Israel telah melakukan genosida di Gaza. Hal itu menyebabkan lebih dari 166.000 warga Palestina syahid dan terluka, kedua menlu itu membahas penguatan kerja sama ekonomi, investasi teknologi, dan stabilitas kawasan. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita.
(Sumber : Al Jazeera)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!