Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Barat (Jabar) Perkuat Keislaman Umat dan Cegah Kristenisasi melalui Program Perkampungan Kerja Pelajar (PKP). Kegiatan itu digelar pada Selasa (9/7/2024) dan merupakan salah satu rangkaian kegiatan Young Leader's Academy yang berlangsung dengan persebaran di 4 titik. Keempat titik tersebut antara lain di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur yang menjadi sasaran dakwah PII Jawa Barat, tepatnya di Kampung Jagabaya Desa Sindangsari, Kampung Jatinunggal Desa Sindangjaya, Kampung Palalangon Desa Kertajaya, dan Kampung Pasir Saat Desa Sindangjaya.
Kabupaten Cianjur sebagai kabupaten berpenduduk mayoritas Islam memang tidak lepas dari serangan kristenisasi. Bahkan, ada yang dilakukan sejak zaman penjajah. Konon, menurut satu sumber, kristenisasi di Kecamatan Ciranjang, Cianjur, dimulai pada masa penjajahan Belanda tahun 1903. Bahkan, ada yang menyebut sejak masa Portugis tahun 1707.
Sebagai buah dari penyebaran agama ini, kini di Ciranjang tepatnya di Desa Kertajaya, Sindangsari, Sindangjaya, dan Gunungsari, terdapat lebih kurang 7.000 umat kristen. Hal ini secara kuantitas jelas bukan angka yang sedikit. Meski pun umat Islam di daerah tersebut tetap mayoritas, tetapi upaya menyebarkan agama Kristen ke agama lain tetap ada, bahkan hingga ekspansi ke daerah-daerah lain.
Menyimak kondisi tersebut, program PKP sebagai wahana berlatih dan wahana dakwah kader, memiliki tujuan memperkuat keislaman masyarakat dari mulai anak anak, pemuda, hingga orang tua. Para kader itu melihat bahwa pemindahan agama dapat dilawan dengan menciptakan sumber daya manusia yang handal. Di dalam hal ini, pola pikir dan keterampilan hidup sangat menunjang.
Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui aktifitas yang dilakukan oleh para kader dari mulai menjadi fasilitator pendidikan, mengajarkan membaca Al Qur’an kepada anak anak dan beberapa warga yang mualaf, membentuk remaja masjid hingga memobilisasi kerja bakti membangun masjid, dan bersih-bersih lingkungan antar masyarakat lintas agama, untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang inklusif dan makmur.
Baca juga: Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Gelar Wisata Sejarah dan Pameran Buku Sebulan Penuh
Ada beberapa masjid yang ada di Desa Sindangjaya namun jarang sekali ada jamaah yang melaksanakan aktifitas beribadah di sana. Menurut salah satu warga, biasanya suara adzan hanya berkumandang satu minggu sekali. Itu pun jika ada yang mau. Namun, kini setelah ada program PKP dengan melatih anak anak untuk adzan dan membuat pembiasaan, adzan selalu berkumandang dalam 5 waktu shalat. Semoga dapat berkelanjutan hingga seterusnya.
Di samping itu, juga desa ini terbilang sangat toleran. Sehingga, tidak begitu jauh jarak antara masjid dengan gereja. Ada juga yang bersebelahan. Dan juga ada pesantren yang terletak di tengah-tengah penduduk nasrani.
Di balik budaya toleransi yang sangat kuat pada 4 Kampung tersebut, masih ada beberapa yang melakukan ekspansi umat dengan cara-cara pembagian sembako, uang, hingga rumah. Ada salah satu kelompok yang juga mendapatkan penolakan keras pada saat wawancara dengan salah satu RT di sana, dengan statement, “Kami tidak butuh bantuan apapun” dan juga “Kalau agama Islam mau bikin program, silakan buat saja di pesantren”. Padahal, niat para kader itu hanya ingin berbincang perihal kondisi masyarakat di sana.
Modus yang cukup efektif mereka lakukan ialah melalui ekonomi dan pernikahan. Dengan iming-iming pemberian uang, motor, dan mobil, mereka melakukan pemindahan agama. Begitu pula dengan pernikahan, yang terutama memasang target anak tokoh.
Jadi, kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat umat Islam di Cianjur khususnya, dan Jawa Barat secara umum. Sebab, selain melaksanakan program PKP, para kader itu juga melakukan perencanaan pembinaan selanjutnya.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!
