Pemerintah Swiss pada Rabu (11/12/2024) mengatakan, jumlah aset Suriah yang dibekukan di Swiss senilai 99 juta franc Swiss ($112 juta). Sebagian besar telah mendekam di Bank Swiss selama bertahun-tahun.
Sekretariat Negara Swiss Urusan Ekonomi mengatakan, sebagian besar dana tersebut telah dibekukan sejak Swiss menerapkan sanksi Uni Eropa terhadap Negara Suriah pada Mei 2011. Pekan ini, Swiss menambahkan tiga orang lagi ke dalam daftar sanksi terkait Suriah, menyusul langkah yang diambil oleh Uni Eropa.
Juru Bicara Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi mengatakan, saat ini terdapat 318 individu dan 87 kelompok atau lembaga dalam daftar sanksi. Juru bicara tersebut tidak mengungkapkan apakah Swiss telah membekukan aset milik Bashar al-Assad atau tidak.
Surat kabar Neue Zürcher Zeitung melaporkan, lembaga keuangan Swiss pernah membekukan aset Suriah senilai 130 juta franc Swiss ($147 juta). Sedangkan Juru Bicara Sekretariat Negara Bidang Perekonomian mengatakan, “Perbedaan total aset yang dibatasi penggunaannya berdasarkan beberapa faktor. Di antaranya, fluktuasi nilai rekening, kurs mata uang, dan penghapusan pencatatan beberapa orang atau entitas yang terkena sanksi.”
M Hanif Nurrohman
Kekayaan Bashar Assad
Pada tahun 2022, Departemen Luar Negeri AS melalui laporannya, memerkirakan secara umum kekayaan bersih keluarga Assad berkisar antara satu hingga dua miliar dolar AS.
“Tetapi perkiraan ini tidak akurat dan kami tidak dapat memastikannya secara independen. Kesulitan dalam memerkirakan secara akurat aset kekayaan Assad dan anggota keluarga besarnya disebabkan telah tersebar luas dan tersembunyi. Beberapa terdiri dari akun, portofolio real estate, perusahaan. Kemungkinan besar masih ada aset lain yang berlokasi di luar Suriah yang belum disita atau diblokir, didaftarkan dengan nama samaran, atau atas nama individu lain untuk menyembunyikan kepemilikan dan menghindari sanksi,” demikian laporan dari Kementerian Luar Negeri AS.
Laporan LSM dan media menjelaskan, keluarga Assad menjalankan sistem yang kompleks sebagai alat untuk mengakses sumber daya keuangan melalui struktur kelembagaan dan lembaga nirlaba yang tampaknya sah. Mereka mencuci uang yang diperoleh dari kegiatan ekonomi ilegal, termasuk penyelundupan serta perdagangan senjata, perdagangan narkoba, dan pemerasan.
(Sumber: Al-Hurra & Al Jazeera Mubasher)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!
