Sebagian truk-truk bantuan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina yang dikirim melalui MER-C berhasil memasuki Gaza, Senin, 26 Februari 2024. Truk-truk yang memuat bantuan dari rakyat Indonesia melalui MER-C itu berisi tepung terigu dan paket bahan makanan. Mereka sudah berhasil masuk, di tengah ribuan truk yang masih tertahan dan mengantre di perbatasan Rafah, untuk bisa masuk ke Jalur Gaza.
Dua relawan MER-C yang masih berada di Jalur Gaza, Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan, melaporkan kepada Kantor MER-C di Jakarta, mereka bersama tim mitra lokal dari Medics World Wide ikut menerima dan mendistribusikan secara langsung bantuan-bantuan tersebut kepada para warga yang menjadi korban agresi Israel. Sejak agresi penjajah Israel ke Gaza dimulai, MER-C sendiri terhitung telah menyalurkan tiga tahap khusus bantuan yang dikirimkan dari Mesir.
Distribusi bantuan tidak hanya dilakukan di Gaza Selatan, namun juga hingga ke Gaza Tengah. Selanjutnya, MER-C berharap truk-truk bantuan lainnya juga bisa segera masuk ke Jalur Gaza. Truk-truk bantuan lain itu berupa paket bahan makanan, air minum, dan khususnya obat-obatan serta alat Kesehatan.
“Bantuan MER-C dari Mesir sudah bisa masuk Jalur Gaza. Sampai hari ini per tanggal Senin 26 Februari 2024 sudah ada tiga tahap bantuan yang masuk,” kata Fikri seperti disampaikan dalam press release MER-C, 28 Februari 2024.
Bantuan MER-C yang tiba pertama di Jalur Gaza adalah tepung terigu berjumlah 1.500 karung atau satu kontainer penuh. Bantuan itu sudah dibagikan ke titik-titik pengungsian, baik di Gaza bagian tengah maupun Gaza bagian selatan.
Baca juga: Tolak Wajib Militer, Gadis Israel Dijebloskan Ke Penjara
Pembagian bantuan awal berupa 1.500 karung tepung terigu itu masuk ke Gaza sekitar bulan Desember 2023. Di dalam kesempatan mendistribusikan tepung terigu, relawan MER-C di Gaza saat itu belum bisa ikut membagikan secara langsung, karena ketika itu situasi belum memungkinkan.
“Saat itu Tim MER-C cabang Gaza ikut serta dalam pembagian tersebut, namun kita tidak bisa melanjutkan, dan diteruskan oleh lembaga mitra lokal untuk membagikan bantuan MER-C yang tersisa, karena serangan Israel masih mencekam,” kisah Fikri.
Kemudian, bantuan tahap dua yang berupa paket bahan makanan, baru memasuki Gaza pada 23 Februari 2024. Proses pembagian bantuan kali ini dapat langsung dipantau Relawan MER-C di Gaza. Mereka bahkan juga ikut serta dalam pembagiannya ke Kota Deir Balah, Gaza bagian Tengah, hari Sabtu, 24 Februari 2024.
Di tahap ketiga, MER-C kembali mengirimkan bantuan berupa tepung terigu dari Mesir yang berhasil tiba di Gaza pada Ahad, 25 Februari 2024. Pembagian bantuan tersebut kepada para pengungsi juga dilakukan langsung oleh relawan MER-C, hari Senin, 26 Februari 2024.
Sulitnya Bantuan Tembus Perbatasan Rafah
Pengiriman dan pendistribusian bantuan ke warga Gaza melalui sejumlah dinamika. Waktu yang diperlukan pun cukup lama dengan proses yang sangat sulit. Hal itu dikatakan Fikri.
“Tentunya bantuan yang kita belanjakan di Mesir dan kirim ke Gaza membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang sangat sulit. Kita sempat berbincang dengan Tim Medics World Wide selaku lembaga yang punya akses memasukkan bantuan ke Gaza. Mereka mengatakan, truk-truknya mengalami banyak kendala untuk memasuki Gaza,” tutur Fikri.
Baca juga: Ciut! Israel Ragu Bisa Menang Lawan HAMAS
Fikri melanjutkan, setidaknya ada dua kendala yang antara lain mereka hadapi. Pertama, adalah antrean yang cukup panjang dan proses perizinan yang membutuhkan waktu paling sebentar adalah dua pekan dan paling lama berbulan-bulan.
Kedua, truk-truk bantuan yang sudah mendapat izin dari gerbang Rafah, perbatasan Mesir dan Gaza, tidak langsung bisa masuk ke Jalur Gaza. Tetapi truk-truk bantuan itu harus dialihkan ke perbatasan Karim Abu Salim, perbatasan Israel dan Mesir. Di sana, semua barang dibongkar dan diperiksa oleh mereka. Jika memenuhi syarat, barulah proses selanjutnya bisa dijalankan, yaitu masuk ke Jalur Gaza dan diturunkan di gudang-gudang yang sudah tersedia.
Sepanjang proses ini, banyak barang bantuan yang akan dikirimkan yang tidak bisa masuk. Sebab, barang-barang itu dinilai tidak memenuhi syarat dari pemerintah Israel. Bahkan, di antara barang-barang bantuan itu banyak yang rusak akibat pemeriksaan tersebut.
Distribusi Bantuan Sulit karena Situasi yang Masih Mencekam
Fikri mengungkapkan pula, kendala di lapangan dalam mendistribusikan bantuan juga sangat banyak. Salah satunya adalah kondisi mencekam karena serangan Israel yang masih berlangsung. Terlebih lagi, pasukan Israel manargetkan fasilitas umum semisal rumah sakit, kantor-kantor media, tenda-tenda pengungsian. Bahkan truk-truk batuan yang masuk ke Jalur Gaza juga sering kali menjadi target Israel.
Kesulitan lainnya adalah masih banyak warga Gaza yang belum mendapatkan bantuan, karena ada lebih dari 1,9 juta jiwa warga yang mengungsi di berbagai tempat yang ada di Jalur Gaza. Mereka meninggalkan rumah karena kondisi yang cukup buruk.
“Masyarakat Gaza sangat berharap genjatan senjata permanen agar mereka bisa pulang ke rumah masing-masing walaupun sebagian rumah mereka sudah banyak yang hancur dan rata dengan tanah oleh (tindakan) Zionis Israel,” kata Fikri.
Lebih lanjut, Fikri menuturkan, saat ini warga Gaza membutuhkan tenda-tenda untuk tempat tinggal dan pakaian hangat, karena di Jalur Gaza sudah memasuki musim dingin. Sedangkan mereka tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Selain itu, tentara Israel juga sering kali memerintahkan mereka agar tidak membawa apa pun saat proses evakuasi.
“Semoga peperangan ini selesai dan masyarakat Gaza bisa kembali membangun kehidupan mereka yang baru,” ucapnya.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!